Friday, March 2, 2012

Minoritas

Barcelona, 2 Mar 2012

Beberapa hari berkelana di Madrid dan Barcelona memberikan warna yang baru dalam hidupku. Pengalaman menjadi minoritas dalam arti yang sebenarnya, menghadapi tatapan mata penuh selidik, sedikit bingung dan aneh dari orang-orang sekitar terutama ketika mereka melihat jilbab istriku. Berbeda dengan masyarakat Belanda yang sangat familiar dengan muslim dan muslimah, mesjid yang relatif mudah kita temukan di kota-kota besar di Belanda, hal yang berbeda dengan Madrid dan Barcelona.

Hari kedua di Madrid, aku dan istriku tidak sengaja belanja di toko souvenir kepunyaan muslim asal Mesir di sekilar Plaza Mayor. Waktu dia lihat istriku yang berjilbab dia langsung menyambutku dengan hangat seperti menyambut saudara yang sudah lama tidak ketemu, terharu rasanya. Makin terharu waktu dia mempersilahkan aku untuk sholat di tokonya, teringat sehari sebelumnya aku terpaksa sholat di basement parkiran gedung.
Tidak ada mesjid di Madrid walaupun jumlah penduduknya relatif lebih banyak dari Rotterdam. Mesjid yang terdekat sekitar 45km dari Madrid. Bendingkan dengan Schiedam yang punya tiga mesjid yang negah.

Hari ini di Barcelona, tatapan yang sama aku lihat juga dari orang-orang di jalan, di bus atau di metro terutama dari golongan tuanya. Siang tadi kita ke Arena Barcelona, sebuah Mall di tengah kota Barcelona. Sudah masuk sholat Dhuhur, akhirnya aku sholat di dekat tangga darurat. Beberapa pasang mata memandangku dengan tatapan bingung dan aku cuma bisa berdo'a mudah-mudahan mereka bisa secepatnya mendapatkan hidayah-Nya.

Kalo bicara soal perut pastinya sebagai seorang muslim harus makan makanan yang halal. Hasil browsing iseng, ada sekitar 30 restoran halal di Madrid. Di Barcelona aku belum browsing tapi yang pasti malam ini makanan Turki yang Insya Allah halal udah mulai diproses usus dan alat-alat pencernaanku yang lain hehe....Karena prinsipku selama berkelana jangan membuang waktu hanya untuk mencari makanan halal dan jangan membuang iman hanya untuk makan makanan haram. Jadi cara yang paling efektif ya membawa bekal dari rumah.

Jangan gadaikan iman kita hanya untuk kenikmatan sesaat di mulut. Jangan biarkan setiap tetes darah kita, setiap jengkal daging kita dikotori zat yang haram. Yakin....itu bisa.

No comments: