Schiedam, 16/03/2012
"Goede morgen..."
Seperti biasa aku menyapa teman-teman kantorku yang sedang asyik ngobrol di depan pintu masuk lobby kantorku sambil mencemari udara pagi Leiden dengan kepulan asap rokok mereka.
Tapi pagi itu ada sesosok wajah yang aku kenal yang sudah sibuk dengan pekerjaannya, membersihkan pintu kaca depan lobby kantorku.
"Goede morgen" sosok itu ikut menjawab tanpa menoleh ke arahku.
"Assalammu'alaikum....." sengaja aku dekatkan wajahku dengan orang itu. Terlihat dia kaget dengan ucapan salamku tapi sedetik kemudian ketika dia menoleh ke arahku dan sadar aku yang mengucapkan salam itu dengan tersenyum dia menjawab salamku "Wa'alaikum salam....".
Aku ga tau pasti siapa namanya hanya saja beberapa kali aku berpapasan dengannya ketika dia sedang membersihkan toilet di kantorku. Yah......orang itu salah seorang cleaning service di kantorku. Aku ingat satu hari aku pergi ke toilet berniat untuk berwudhu, dia melarangku masuk dengan raut wajah yang tidak ramah mungkin karena aku dianggap mengganggu pekerjaannya. Dia bilang sebaiknya aku pergi ke toilet yang lain karena dia sedang sibuk membersihkan toilet itu. Tapi wajahnya langsung berubah ramah saat tau aku berniat wudhu. Apalagi saat tau aku orang Indonesia, dia langsung bilang "Indonesisch is goed moslem" hehe....tersipu malu aku dipuji seperti itu. Setelah ngobrol baru aku tau kalo ternyata dia seorang muslim asal Maroko yang 3 tahun terakhir ini mencoba peruntungannya mengais rejeki di Belanda setelah lama tinggal di Spanyol.
Dan pagi ini lagi-lagi aku bertemu dengannya di toilet ketika dia siap-siap melaksanakan tugas rutinnya. Sambil tersenyum dia langsung mempersilahkan aku menggunakan toilet. Sehabis berwudhu aku berbincang sejenak dengannya. Aku bilang 2 minggu lalu aku jalan-jalan ke Madrid dan Barcelona. Mendengar kata "Barcelona" dengan wajah sumringah dan bersemangat dia bercerita kalo sebelum pindah ke Belanda 16 tahun lamanya dia tinggal dan bekerja di Barcelona. Kita ngobrol dalam bahasa Belanda ala kadarnya. Dia bilang Barcelona bukan kota yang ramah untuk pendatang terutama imigran muslim seperti dirinya. Sulitnya mencari pekerjaan menjadi salah satu alasan dia hijrah dan memulai hidup baru di Belanda. Tapi dia bilang Barcelona itu kota yang indah dan menarik terutama buat turis yang berkantong tebal, aku sih cuma mesem-mesem dengernya. Mesem-mesem bukan cuma karena mendengar ceritanya tapi juga karena dia bercerita dalam bahasa Belanda dicampur bahasa Spanyol untung aku masih ingat beberapa kata Espanol hehe.....
Dia membandingkan kehidupannya dulu di Spanyol dengan kehidupannya sekarang di Belanda tak lupa bercerita tentang rumahnya di kampung halamannya di Maroko. Cerita yang hampir sama dari Mbak Yati, salah seorang cleaning service di kantorku di Kuala Lumpur beberapa tahun silam. Cerita tentang perjuangan anak manusia yang berjuang hidup di negeri orang dan bercita-cita suatu saat balik ke kampung halaman berbagi cerita di perantauan dan berbagi sedikit rejeki buat sanak saudara.
Veel succes Meneer....
I believe Allah will help you in a good way
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment