Schiedam, 19/05/12
Pagi itu seperti biasa aku menjalani rutinitas pagi. Udara pagi musim semi yang segar mengiringi kepergianku ke station Schiedam Centrum. Sembari menunggu kereta yang akan membawaku ke Leiden untuk menjalani aktifitasku iseng aku membaca koran yang setiap pagi tersedia di station.
Ada sebuah artikel yang menarik perhatianku. Artikel yang berisi tentang penelitian terhadap kelakuan remaja di Belanda. Artikel yang menjelaskan tentang tingkah laku si FOMO. Akhir-akhir ini si FOMO ini memang sedang naik daun. Nyaris kemanapun aku pergi aku bertemu dengan si FOMO ini bukan hanya di kota-kota besar di Belanda seperti Amsterdam atau Rotterdam tapi juga sampai ke pelosok desa kecil di Belanda. Bukan hanya di kendaraan umum tapi juga ketika aku bersepeda, jalan-jalan di Centrum atau bahkan ketika di snelweg (highway) aku sering bertemu dengan si FOMO ini. Yup.....sepertinya si FOMO dan teman-temannya ada dimana-mana.
FOMO atau Fear Of Missing Out adalah sebuah perasaan ketakutan akan kehilangan suatu momen atau kejadian. Sepertinya itu hal yang wajar tetapi menjadi hal yang tidak wajar ketika rasa takut kehilangan itu berkembang menjadi kekhawatiran yang berlebihan dan rasa keinginantahuan tentang apa yang terjadi di sekitarnya itu menjadi kebutuhan yang mendesak. Social media seperti Facebook atau Twitter menjadi salah satu pemicu seseorang menjadi FOMO. Begitu juga dengan kecanduan yang berlebihan dengan BBM dan WhatsApp. Ketika ruang pribadi dibuka sedemikian dan berubah menjadi ruang publik maka jarak dan waktu menjadi semakin relatif. Orang berlomba-lomba mengumbar kehidupannya dengan harapan semua orang bisa melihat dan tau apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Orang lain yang terpisah puluhan ribu kilometer darinya bisa tau dengan detail apa yang dikerjakannya. Ada yang suka mengumbar foto-foto menu makanannya hari itu mulai menu sarapan, makan siang, makan malam, jajan pagi, jajan sore, gerobak si Mang baso langganannya sampai aksinya di depan gedung restoran kesukaannya agar bisa dilihat teman-temannya di seluruh penjuru dunia. Hal ini memicu orang untuk semakin ingin tau dengan hal-hal yang selama ini tersembunyi.
Berbincang dengan si FOMO ini merupakan tantangan tersendiri. Konsentrasi yang terbagi antara gadget dan lawan bicara terkadang setelah berkali-kali ditegur dan tetap tidak berhasil menimbulkan keinginan untuk menggampar si FOMO ini supaya dia sadar ada seseorang yang sedang duduk dihadapannya, helloooooo.....I am here, you are not alone. Aksi si FOMO ini bukan hanya saat duduk tetapi juga saat jalan, saat bersepeda bahkan saat menyetir karena sibuk dengan BBM, WhatApp atau facebook-nya. Jadi jangan heran ketika di jalan ada mobil yang tiba-tiba pelan boleh jadi si FOMO sedang beraksi dan sedang masuk ke dunia mayanya. Walaupun telinga si FOMO ini jarang mendengar suara orang lain di sekitarnya tapi ajaibnya telinga si FOMO ini sangat sensitif dengan bunyi Blackberry atau Androidnya. Suatu hal yang menjadi pantangan buat si FOMO ini, jangan biarkan gadgetmu menderita karena dibiarkan tergeletak sendirian. Ambil dia, peluk dia, sayangi dia hehe.....lebay :-p
Kembali ke cerita artikel diatas. Dari hasil penelitian tersebut diketahui remaja FOMO ini mengalami kegelisahan dan stress, tidak dapat konsentrasi di sekolah yang tentu saja berakibat penurunan prestasi belajar. Remaja-remaja bermasalah ini kemudian mengikuti terapi untuk mengurangi tingkat ketergantungan mereka terhadap social media. Mereka dilatih untuk tidak lagi mempunyai rasa ingin tahu yang terlalu tinggi dengan aktifitas yang dikerjakan teman-temannya. FOMO itu tidak hanya menghidapi remaja tetapi juga banyak orang dewasa yang terjangkit "penyakit" ini.
Jadi apakah kamu termasuk si FOMO?
"Macet lagi macet lagi gara-gara si FOMO lewat..."
Saturday, May 19, 2012
Saturday, March 17, 2012
Goede Morgen en Assalammu'alaikum
Schiedam, 16/03/2012
"Goede morgen..."
Seperti biasa aku menyapa teman-teman kantorku yang sedang asyik ngobrol di depan pintu masuk lobby kantorku sambil mencemari udara pagi Leiden dengan kepulan asap rokok mereka.
Tapi pagi itu ada sesosok wajah yang aku kenal yang sudah sibuk dengan pekerjaannya, membersihkan pintu kaca depan lobby kantorku.
"Goede morgen" sosok itu ikut menjawab tanpa menoleh ke arahku.
"Assalammu'alaikum....." sengaja aku dekatkan wajahku dengan orang itu. Terlihat dia kaget dengan ucapan salamku tapi sedetik kemudian ketika dia menoleh ke arahku dan sadar aku yang mengucapkan salam itu dengan tersenyum dia menjawab salamku "Wa'alaikum salam....".
Aku ga tau pasti siapa namanya hanya saja beberapa kali aku berpapasan dengannya ketika dia sedang membersihkan toilet di kantorku. Yah......orang itu salah seorang cleaning service di kantorku. Aku ingat satu hari aku pergi ke toilet berniat untuk berwudhu, dia melarangku masuk dengan raut wajah yang tidak ramah mungkin karena aku dianggap mengganggu pekerjaannya. Dia bilang sebaiknya aku pergi ke toilet yang lain karena dia sedang sibuk membersihkan toilet itu. Tapi wajahnya langsung berubah ramah saat tau aku berniat wudhu. Apalagi saat tau aku orang Indonesia, dia langsung bilang "Indonesisch is goed moslem" hehe....tersipu malu aku dipuji seperti itu. Setelah ngobrol baru aku tau kalo ternyata dia seorang muslim asal Maroko yang 3 tahun terakhir ini mencoba peruntungannya mengais rejeki di Belanda setelah lama tinggal di Spanyol.
Dan pagi ini lagi-lagi aku bertemu dengannya di toilet ketika dia siap-siap melaksanakan tugas rutinnya. Sambil tersenyum dia langsung mempersilahkan aku menggunakan toilet. Sehabis berwudhu aku berbincang sejenak dengannya. Aku bilang 2 minggu lalu aku jalan-jalan ke Madrid dan Barcelona. Mendengar kata "Barcelona" dengan wajah sumringah dan bersemangat dia bercerita kalo sebelum pindah ke Belanda 16 tahun lamanya dia tinggal dan bekerja di Barcelona. Kita ngobrol dalam bahasa Belanda ala kadarnya. Dia bilang Barcelona bukan kota yang ramah untuk pendatang terutama imigran muslim seperti dirinya. Sulitnya mencari pekerjaan menjadi salah satu alasan dia hijrah dan memulai hidup baru di Belanda. Tapi dia bilang Barcelona itu kota yang indah dan menarik terutama buat turis yang berkantong tebal, aku sih cuma mesem-mesem dengernya. Mesem-mesem bukan cuma karena mendengar ceritanya tapi juga karena dia bercerita dalam bahasa Belanda dicampur bahasa Spanyol untung aku masih ingat beberapa kata Espanol hehe.....
Dia membandingkan kehidupannya dulu di Spanyol dengan kehidupannya sekarang di Belanda tak lupa bercerita tentang rumahnya di kampung halamannya di Maroko. Cerita yang hampir sama dari Mbak Yati, salah seorang cleaning service di kantorku di Kuala Lumpur beberapa tahun silam. Cerita tentang perjuangan anak manusia yang berjuang hidup di negeri orang dan bercita-cita suatu saat balik ke kampung halaman berbagi cerita di perantauan dan berbagi sedikit rejeki buat sanak saudara.
Veel succes Meneer....
I believe Allah will help you in a good way
"Goede morgen..."
Seperti biasa aku menyapa teman-teman kantorku yang sedang asyik ngobrol di depan pintu masuk lobby kantorku sambil mencemari udara pagi Leiden dengan kepulan asap rokok mereka.
Tapi pagi itu ada sesosok wajah yang aku kenal yang sudah sibuk dengan pekerjaannya, membersihkan pintu kaca depan lobby kantorku.
"Goede morgen" sosok itu ikut menjawab tanpa menoleh ke arahku.
"Assalammu'alaikum....." sengaja aku dekatkan wajahku dengan orang itu. Terlihat dia kaget dengan ucapan salamku tapi sedetik kemudian ketika dia menoleh ke arahku dan sadar aku yang mengucapkan salam itu dengan tersenyum dia menjawab salamku "Wa'alaikum salam....".
Aku ga tau pasti siapa namanya hanya saja beberapa kali aku berpapasan dengannya ketika dia sedang membersihkan toilet di kantorku. Yah......orang itu salah seorang cleaning service di kantorku. Aku ingat satu hari aku pergi ke toilet berniat untuk berwudhu, dia melarangku masuk dengan raut wajah yang tidak ramah mungkin karena aku dianggap mengganggu pekerjaannya. Dia bilang sebaiknya aku pergi ke toilet yang lain karena dia sedang sibuk membersihkan toilet itu. Tapi wajahnya langsung berubah ramah saat tau aku berniat wudhu. Apalagi saat tau aku orang Indonesia, dia langsung bilang "Indonesisch is goed moslem" hehe....tersipu malu aku dipuji seperti itu. Setelah ngobrol baru aku tau kalo ternyata dia seorang muslim asal Maroko yang 3 tahun terakhir ini mencoba peruntungannya mengais rejeki di Belanda setelah lama tinggal di Spanyol.
Dan pagi ini lagi-lagi aku bertemu dengannya di toilet ketika dia siap-siap melaksanakan tugas rutinnya. Sambil tersenyum dia langsung mempersilahkan aku menggunakan toilet. Sehabis berwudhu aku berbincang sejenak dengannya. Aku bilang 2 minggu lalu aku jalan-jalan ke Madrid dan Barcelona. Mendengar kata "Barcelona" dengan wajah sumringah dan bersemangat dia bercerita kalo sebelum pindah ke Belanda 16 tahun lamanya dia tinggal dan bekerja di Barcelona. Kita ngobrol dalam bahasa Belanda ala kadarnya. Dia bilang Barcelona bukan kota yang ramah untuk pendatang terutama imigran muslim seperti dirinya. Sulitnya mencari pekerjaan menjadi salah satu alasan dia hijrah dan memulai hidup baru di Belanda. Tapi dia bilang Barcelona itu kota yang indah dan menarik terutama buat turis yang berkantong tebal, aku sih cuma mesem-mesem dengernya. Mesem-mesem bukan cuma karena mendengar ceritanya tapi juga karena dia bercerita dalam bahasa Belanda dicampur bahasa Spanyol untung aku masih ingat beberapa kata Espanol hehe.....
Dia membandingkan kehidupannya dulu di Spanyol dengan kehidupannya sekarang di Belanda tak lupa bercerita tentang rumahnya di kampung halamannya di Maroko. Cerita yang hampir sama dari Mbak Yati, salah seorang cleaning service di kantorku di Kuala Lumpur beberapa tahun silam. Cerita tentang perjuangan anak manusia yang berjuang hidup di negeri orang dan bercita-cita suatu saat balik ke kampung halaman berbagi cerita di perantauan dan berbagi sedikit rejeki buat sanak saudara.
Veel succes Meneer....
I believe Allah will help you in a good way
Saturday, March 3, 2012
Rumah
Schiedam, 3 Mar 2012
Setelah berkelana selama seminggu. Disambut angin musim semi yang bertiup sepoi-sepoi, Alhamdulillah aku&keluarga selamat kembali ke rumah di Schiedam . Perjalanan yang menyenangkan, matahari yang bersinar cerah dengan temperatur sekitar 15-20C selama kami berkunjung ke Madrid dan Barcelona, Mufid dan Dira yang sehat wal'afiat dan pengalaman baru berinteraksi dengan lingkungan baru, bahasa Spanyol yang asing di telinga, tempat-tempat baru juga teman baru Mufid di hotel di Barcelona, Mate namanya dari Bukarest-Rumania yang beberapa hari terakhir selalu bermain bersama Mufid. Walaupun Mate ngomong bahasa Rumania sedangkan Mufid ngomong English atau Dutch tapi mereka tetap bisa main bareng. Seperti kata Mama si Mate "We dont know how they can communicate, they are just playing together" hehe....Kids.
Perjalanan ke tempat-tempat baru dengan budaya yang berbeda memang selalu menarik. Dan seingatku sejak aku masih duduk di bangku SMP, aku suka jalan-jalan ke tempat yang belum pernah aku kunjungi dan itu terus berlanjut sampai sekarang. Sewaktu masih tinggal di Kisaran, salah satu tempat jalan-jalan favoritku kota Parapat yang berada di pinggir Danau Toba. Jaman kuliah aku sering main ke Bogor, aku suka dengan Kebun Raya yang asri dengan suara burung-burung dan gedung-gedung tua peninggalan jaman Belanda sambil bermimpi suatu saat aku bisa berkunjung ke Eropa. Dan ternyata sekarang itu bukan cuma mimpi hehehe....Tapi selalu ada rasa kangen dengan tempat yang bernama "RUMAH". Kangen dengan kamar tidurku yang nyaman, kangen dengan semua keseharianku dengan rutinitasku.
Sejak aku lahir di Padang, pindah ke Medan, TK sampai SMA di Kisaran, nge-kos di Bandung, pindah kos dan kerja di Jakarta, jadi penganten baru dan ngontrak rumah di Karawaci sampai pindah ke rumah sendiri di Tangerang, kerja dan pindah ke K.Lumpur, lanjut pindah ke Papendrecht dan akhirnya sekarang di Schiedam ada sekitar 20 rumah yang pernah aku diami, wow!!!!!! ga nyangka juga sebanyak itu bener-bener nomaden hahahaha....
Jadi arti rumah begitu relatif buat aku. Mungkin ada sebagian orang yang cuma pernah satu atau dua kali pindah rumah. Malah ada sebagian orang yang tinggal di rumah yang sama dari mulai lahir sampai dewasa, menikah dan punya anak sampai tua dan akhirnya meninggal dunia di rumah yang sama. Sedangkan aku terbiasa tinggal di beberapa rumah yang berbeda dalam rentang waktu yang relatif pendek. Dengan bercanda istriku pernah bilang kalo kita cuma punya koper dan baju :-)
Menjadi "nomaden" bagaikan coin yang punya dua sisi yang berbeda. Sisi positifnya, kita bisa melihat sesuatu hal dari kacamata yang berbeda. Secara ga sadar wawasan kita lebih terbuka dan lebih luas karena tuntutan keadaan yang mengharuskan kita beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita. Culture shock atau benturan budaya merupakan ujian yang bagus buat kehidupan kita ke depannya. Aku bersyukur beberapa kali aku terhindar dari benturan budaya ini karena mengalami masa transisi. Aku ingat sewaktu aku baru pindah ke Bandung dan bergaul dengan masyarakat Sunda di Bandung. Cara bergaul ala Sumatera Utara yang apa adanya, bicara ceplas ceplos bertemu dengan budaya Sunda yang relatif lebih banyak tata krama dengan bahasa implisit. Untungnya lingkungan Sunda pertama yang aku kenal di sekitar kosan-ku di Sekeloa justru pemuda setempat yang notabene pengangguran dan tidak sekolah/kuliah, tiap hari kerjaannya cuma nongkrong, merokok dan main karambol. Bahasa gaul mereka yang mungkin dianggap kasar justru terdengar begitu halus di telingaku. Hampir tiap hari aku ikut nongkrong main karambol sambil belajar cara bergaul dan sedikit demi sedikit coba mengerti bahasa sunda. Ketika aku bergaul dengan teman-teman di kampus baru aku sadar ada perbedaan cara bergaul dan tutur bahasa dengan anak-anak nongkrong tadi. Kalo sebelumnya aku merasa Kisaran adalah RUMAH-ku, saat itu mulai merasa Bandung adalah RUMAH keduaku.
Begitu juga sewaktu aku pertama kali pindah ke K.Lumpur. Budaya yang berbeda dan pengaruh cerita-cerita negatif di media massa tanah air soal Malaysia justru menambah rasa ingin tauku soal masyarakat Malaysia yang sebenarnya. Kebetulan teman-temanku dikantor mayoritas orang melayu. Orang Melayu di Malaysia puya arti yang lebih luas. Kalo di Indonesia, orang Melayu itu berati suku Melayu berbeda dengan di Malaysia yang diterjemahkan lebih luas sebagai orang muslim non Cina/non India. Ternyata teman-teman di kantor juga punya rasa ingin tau yang tinggi soal orang Indonesia dan mayoritas dari mereka merasakan kedekatan emosional dengan Indonesia. Banyak yang dengan bangga mengaku sebagai orang Jawa, Minang, Bugis atau yang lain bahkan beberapa dari mereka masih sering berkunjung ke kampung halamannya di Indonesia. Pergaulanku dengan masyarakat Malaysia membukakan mataku kalo berita di media massa Indonesia dan Malaysia sering terlalu provokatif yang menyebabkan konflik diantara kedua negara. Akhirnya aku merasa Kuala Lumpur sebagai RUMAH-ku.
Hampir dua tahun tinggal di Belanda, rasa persaudaraan yang tinggi dengan teman-teman Indonesia di Belanda, asyiknya bergaul dan bertukar cerita dengan teman-teman dikantor yang berasal dari berbagai negara, bunga dan pepohonan serta burung-burung yang ada di hampir semua tempat di Belanda, membuat aku nyaman dan mulai merasa Belanda sebagai RUMAH-ku. Seperti pepatah Minang "Dima bumi dipijak disinan langik dijunjuang". Yang artinya dimana bumi dipijak disana langit dijunjung. Selama kita bisa beradaptasi dan berusaha memahami budaya setempat Insya Allah kita akan merasa tempat kita tinggal sebagai RUMAH kita.
Walaupun tetap "There is no place like home"
Setelah berkelana selama seminggu. Disambut angin musim semi yang bertiup sepoi-sepoi, Alhamdulillah aku&keluarga selamat kembali ke rumah di Schiedam . Perjalanan yang menyenangkan, matahari yang bersinar cerah dengan temperatur sekitar 15-20C selama kami berkunjung ke Madrid dan Barcelona, Mufid dan Dira yang sehat wal'afiat dan pengalaman baru berinteraksi dengan lingkungan baru, bahasa Spanyol yang asing di telinga, tempat-tempat baru juga teman baru Mufid di hotel di Barcelona, Mate namanya dari Bukarest-Rumania yang beberapa hari terakhir selalu bermain bersama Mufid. Walaupun Mate ngomong bahasa Rumania sedangkan Mufid ngomong English atau Dutch tapi mereka tetap bisa main bareng. Seperti kata Mama si Mate "We dont know how they can communicate, they are just playing together" hehe....Kids.
Perjalanan ke tempat-tempat baru dengan budaya yang berbeda memang selalu menarik. Dan seingatku sejak aku masih duduk di bangku SMP, aku suka jalan-jalan ke tempat yang belum pernah aku kunjungi dan itu terus berlanjut sampai sekarang. Sewaktu masih tinggal di Kisaran, salah satu tempat jalan-jalan favoritku kota Parapat yang berada di pinggir Danau Toba. Jaman kuliah aku sering main ke Bogor, aku suka dengan Kebun Raya yang asri dengan suara burung-burung dan gedung-gedung tua peninggalan jaman Belanda sambil bermimpi suatu saat aku bisa berkunjung ke Eropa. Dan ternyata sekarang itu bukan cuma mimpi hehehe....Tapi selalu ada rasa kangen dengan tempat yang bernama "RUMAH". Kangen dengan kamar tidurku yang nyaman, kangen dengan semua keseharianku dengan rutinitasku.
Sejak aku lahir di Padang, pindah ke Medan, TK sampai SMA di Kisaran, nge-kos di Bandung, pindah kos dan kerja di Jakarta, jadi penganten baru dan ngontrak rumah di Karawaci sampai pindah ke rumah sendiri di Tangerang, kerja dan pindah ke K.Lumpur, lanjut pindah ke Papendrecht dan akhirnya sekarang di Schiedam ada sekitar 20 rumah yang pernah aku diami, wow!!!!!! ga nyangka juga sebanyak itu bener-bener nomaden hahahaha....
Jadi arti rumah begitu relatif buat aku. Mungkin ada sebagian orang yang cuma pernah satu atau dua kali pindah rumah. Malah ada sebagian orang yang tinggal di rumah yang sama dari mulai lahir sampai dewasa, menikah dan punya anak sampai tua dan akhirnya meninggal dunia di rumah yang sama. Sedangkan aku terbiasa tinggal di beberapa rumah yang berbeda dalam rentang waktu yang relatif pendek. Dengan bercanda istriku pernah bilang kalo kita cuma punya koper dan baju :-)
Menjadi "nomaden" bagaikan coin yang punya dua sisi yang berbeda. Sisi positifnya, kita bisa melihat sesuatu hal dari kacamata yang berbeda. Secara ga sadar wawasan kita lebih terbuka dan lebih luas karena tuntutan keadaan yang mengharuskan kita beradaptasi dengan lingkungan sekitar kita. Culture shock atau benturan budaya merupakan ujian yang bagus buat kehidupan kita ke depannya. Aku bersyukur beberapa kali aku terhindar dari benturan budaya ini karena mengalami masa transisi. Aku ingat sewaktu aku baru pindah ke Bandung dan bergaul dengan masyarakat Sunda di Bandung. Cara bergaul ala Sumatera Utara yang apa adanya, bicara ceplas ceplos bertemu dengan budaya Sunda yang relatif lebih banyak tata krama dengan bahasa implisit. Untungnya lingkungan Sunda pertama yang aku kenal di sekitar kosan-ku di Sekeloa justru pemuda setempat yang notabene pengangguran dan tidak sekolah/kuliah, tiap hari kerjaannya cuma nongkrong, merokok dan main karambol. Bahasa gaul mereka yang mungkin dianggap kasar justru terdengar begitu halus di telingaku. Hampir tiap hari aku ikut nongkrong main karambol sambil belajar cara bergaul dan sedikit demi sedikit coba mengerti bahasa sunda. Ketika aku bergaul dengan teman-teman di kampus baru aku sadar ada perbedaan cara bergaul dan tutur bahasa dengan anak-anak nongkrong tadi. Kalo sebelumnya aku merasa Kisaran adalah RUMAH-ku, saat itu mulai merasa Bandung adalah RUMAH keduaku.
Begitu juga sewaktu aku pertama kali pindah ke K.Lumpur. Budaya yang berbeda dan pengaruh cerita-cerita negatif di media massa tanah air soal Malaysia justru menambah rasa ingin tauku soal masyarakat Malaysia yang sebenarnya. Kebetulan teman-temanku dikantor mayoritas orang melayu. Orang Melayu di Malaysia puya arti yang lebih luas. Kalo di Indonesia, orang Melayu itu berati suku Melayu berbeda dengan di Malaysia yang diterjemahkan lebih luas sebagai orang muslim non Cina/non India. Ternyata teman-teman di kantor juga punya rasa ingin tau yang tinggi soal orang Indonesia dan mayoritas dari mereka merasakan kedekatan emosional dengan Indonesia. Banyak yang dengan bangga mengaku sebagai orang Jawa, Minang, Bugis atau yang lain bahkan beberapa dari mereka masih sering berkunjung ke kampung halamannya di Indonesia. Pergaulanku dengan masyarakat Malaysia membukakan mataku kalo berita di media massa Indonesia dan Malaysia sering terlalu provokatif yang menyebabkan konflik diantara kedua negara. Akhirnya aku merasa Kuala Lumpur sebagai RUMAH-ku.
Hampir dua tahun tinggal di Belanda, rasa persaudaraan yang tinggi dengan teman-teman Indonesia di Belanda, asyiknya bergaul dan bertukar cerita dengan teman-teman dikantor yang berasal dari berbagai negara, bunga dan pepohonan serta burung-burung yang ada di hampir semua tempat di Belanda, membuat aku nyaman dan mulai merasa Belanda sebagai RUMAH-ku. Seperti pepatah Minang "Dima bumi dipijak disinan langik dijunjuang". Yang artinya dimana bumi dipijak disana langit dijunjung. Selama kita bisa beradaptasi dan berusaha memahami budaya setempat Insya Allah kita akan merasa tempat kita tinggal sebagai RUMAH kita.
Walaupun tetap "There is no place like home"
Friday, March 2, 2012
Minoritas
Barcelona, 2 Mar 2012
Beberapa hari berkelana di Madrid dan Barcelona memberikan warna yang baru dalam hidupku. Pengalaman menjadi minoritas dalam arti yang sebenarnya, menghadapi tatapan mata penuh selidik, sedikit bingung dan aneh dari orang-orang sekitar terutama ketika mereka melihat jilbab istriku. Berbeda dengan masyarakat Belanda yang sangat familiar dengan muslim dan muslimah, mesjid yang relatif mudah kita temukan di kota-kota besar di Belanda, hal yang berbeda dengan Madrid dan Barcelona.
Hari kedua di Madrid, aku dan istriku tidak sengaja belanja di toko souvenir kepunyaan muslim asal Mesir di sekilar Plaza Mayor. Waktu dia lihat istriku yang berjilbab dia langsung menyambutku dengan hangat seperti menyambut saudara yang sudah lama tidak ketemu, terharu rasanya. Makin terharu waktu dia mempersilahkan aku untuk sholat di tokonya, teringat sehari sebelumnya aku terpaksa sholat di basement parkiran gedung.
Tidak ada mesjid di Madrid walaupun jumlah penduduknya relatif lebih banyak dari Rotterdam. Mesjid yang terdekat sekitar 45km dari Madrid. Bendingkan dengan Schiedam yang punya tiga mesjid yang negah.
Hari ini di Barcelona, tatapan yang sama aku lihat juga dari orang-orang di jalan, di bus atau di metro terutama dari golongan tuanya. Siang tadi kita ke Arena Barcelona, sebuah Mall di tengah kota Barcelona. Sudah masuk sholat Dhuhur, akhirnya aku sholat di dekat tangga darurat. Beberapa pasang mata memandangku dengan tatapan bingung dan aku cuma bisa berdo'a mudah-mudahan mereka bisa secepatnya mendapatkan hidayah-Nya.
Kalo bicara soal perut pastinya sebagai seorang muslim harus makan makanan yang halal. Hasil browsing iseng, ada sekitar 30 restoran halal di Madrid. Di Barcelona aku belum browsing tapi yang pasti malam ini makanan Turki yang Insya Allah halal udah mulai diproses usus dan alat-alat pencernaanku yang lain hehe....Karena prinsipku selama berkelana jangan membuang waktu hanya untuk mencari makanan halal dan jangan membuang iman hanya untuk makan makanan haram. Jadi cara yang paling efektif ya membawa bekal dari rumah.
Jangan gadaikan iman kita hanya untuk kenikmatan sesaat di mulut. Jangan biarkan setiap tetes darah kita, setiap jengkal daging kita dikotori zat yang haram. Yakin....itu bisa.
Beberapa hari berkelana di Madrid dan Barcelona memberikan warna yang baru dalam hidupku. Pengalaman menjadi minoritas dalam arti yang sebenarnya, menghadapi tatapan mata penuh selidik, sedikit bingung dan aneh dari orang-orang sekitar terutama ketika mereka melihat jilbab istriku. Berbeda dengan masyarakat Belanda yang sangat familiar dengan muslim dan muslimah, mesjid yang relatif mudah kita temukan di kota-kota besar di Belanda, hal yang berbeda dengan Madrid dan Barcelona.
Hari kedua di Madrid, aku dan istriku tidak sengaja belanja di toko souvenir kepunyaan muslim asal Mesir di sekilar Plaza Mayor. Waktu dia lihat istriku yang berjilbab dia langsung menyambutku dengan hangat seperti menyambut saudara yang sudah lama tidak ketemu, terharu rasanya. Makin terharu waktu dia mempersilahkan aku untuk sholat di tokonya, teringat sehari sebelumnya aku terpaksa sholat di basement parkiran gedung.
Tidak ada mesjid di Madrid walaupun jumlah penduduknya relatif lebih banyak dari Rotterdam. Mesjid yang terdekat sekitar 45km dari Madrid. Bendingkan dengan Schiedam yang punya tiga mesjid yang negah.
Hari ini di Barcelona, tatapan yang sama aku lihat juga dari orang-orang di jalan, di bus atau di metro terutama dari golongan tuanya. Siang tadi kita ke Arena Barcelona, sebuah Mall di tengah kota Barcelona. Sudah masuk sholat Dhuhur, akhirnya aku sholat di dekat tangga darurat. Beberapa pasang mata memandangku dengan tatapan bingung dan aku cuma bisa berdo'a mudah-mudahan mereka bisa secepatnya mendapatkan hidayah-Nya.
Kalo bicara soal perut pastinya sebagai seorang muslim harus makan makanan yang halal. Hasil browsing iseng, ada sekitar 30 restoran halal di Madrid. Di Barcelona aku belum browsing tapi yang pasti malam ini makanan Turki yang Insya Allah halal udah mulai diproses usus dan alat-alat pencernaanku yang lain hehe....Karena prinsipku selama berkelana jangan membuang waktu hanya untuk mencari makanan halal dan jangan membuang iman hanya untuk makan makanan haram. Jadi cara yang paling efektif ya membawa bekal dari rumah.
Jangan gadaikan iman kita hanya untuk kenikmatan sesaat di mulut. Jangan biarkan setiap tetes darah kita, setiap jengkal daging kita dikotori zat yang haram. Yakin....itu bisa.
Mendidik Anak
Madrid, 28 Feb 2012
Matahari pagi malu-malu mulai mengintip dari balik gedung. Anak-anak masih tidur pulas setelah kemarin seharian jalan-jalan di pusat kota Madrid. Dimulai dari Tour of Bernabeu di Estadio Santiago Bernabeu, Plaza de Cebeles, Sol alias Centrum Madrid, Palacio Royal dll. Dan seperti biasanya Mufid dan Dira menikmati perjalanan dengan ceria, bercanda berdua di dalam Metro yang membawa kita ke Bernabeu, naik bus keliling Madrid, walaupun tetap diselingi "pertempuran" Mufid versus Dira, berantem :D
Terkadang saat memandangi kedua wajah polos tanpa dosa itu ada penyesalan ingat saat aku marah dan kesal dengan kelakuan mereka terutama Mufid yang super aktif, percaya diri dan ga sabaran. Dengan rasa percaya diri yang tinggi hampir selalu berjalan sendirian didepan kita selama dia yakin kita ada di belakangnya dalam radius 10-15m. Dan ga jarang Mufid tiba-tiba menghilang dari pandangan kita. Setelah beberapa menit aku dan istriku setengah panik mencari Mufid yang menghilang dan jreng...jreng...tiba-tiba Mufid nongol dan dengan wajah polosnya cerita dia kemana. Grrrrhhh.....seneng liat Mufid tapi juga kesal dan marah karena udah berkali-kali diingatkan tapi ga berubah juga, dasar Mufid. Kalo Dira bisa dibilang Mufid versi cewek, sama-sama ga bisa diam dan selalu meniru apapun yang dikerjakan si Dada (Uda Mufid) panggilan sayang Dira untuk si Uda.
Mendidik anak itu emang ga gampang dan kita baru menyadarinya kalo kita sudah dikaruniai anak dan belajar menjadi orangtua yang baik. Baru sadar dulu kita sering menyusahkan orangtua kita. Manusia memang makhluk paling unik yang pernah diciptakan Allah SWT. Tidak hanya paling sempurna secara lahiriah tapi juga punya akal fikiran yang membedakannya dengan hewan. Kadang harus ditempa keras seperti besi kadang harus diperlakukan lemah lembut seperti menenun sutra. Umpama besi yang dipukul terlalu keras maka bentuknya juga boleh jadi tidak seperti bentuk yang kita harapkan. Kebalikannya kalo terlalu lembut besi tersebut mungkin tetap seperti bentuknya semula. Tetapi ada saatnya kita harus bersikap lembut kepada anak dan itu aku akui jauh lebih sulit. Terlalu cinta kepada anak membuat orangtua merasa memiliki otoritas penuh atas anak. Orangtua lupa bahwa anak itu hanya titipan dari Allah SWT yang harus dijaga, disayang dan dididik sebaik-baiknya. Mendidik anak dengan memberikan contoh yang baik menurutku cara yang paling efektif dalam mengajarkan sesuatu kepada anak kita. Konsisten dalam ucapan dan tindakan juga penting.
Kisah Luqman mendidik anaknya secara baik sudah diceritakan di dalam Al Qur'an berabad-abad silam. Nasehat Luqman kepada anaknya dalam QS Luqman ayat 16-19:
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus [1182] lagi Maha Mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan [1183] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan [1183] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Ya Allah jadikanlah aku menjadi hamba yang sholeh, anak yang berbakti kepada orangtua, ayah yang bisa mendidik anak-anakku menjadi anak yang sholeh dan sholehah, suami yang bisa membimbing istriku tetap di jalan-Mu. Amiiiin...
http://www.alquran-indonesia.com
Matahari pagi malu-malu mulai mengintip dari balik gedung. Anak-anak masih tidur pulas setelah kemarin seharian jalan-jalan di pusat kota Madrid. Dimulai dari Tour of Bernabeu di Estadio Santiago Bernabeu, Plaza de Cebeles, Sol alias Centrum Madrid, Palacio Royal dll. Dan seperti biasanya Mufid dan Dira menikmati perjalanan dengan ceria, bercanda berdua di dalam Metro yang membawa kita ke Bernabeu, naik bus keliling Madrid, walaupun tetap diselingi "pertempuran" Mufid versus Dira, berantem :D
Terkadang saat memandangi kedua wajah polos tanpa dosa itu ada penyesalan ingat saat aku marah dan kesal dengan kelakuan mereka terutama Mufid yang super aktif, percaya diri dan ga sabaran. Dengan rasa percaya diri yang tinggi hampir selalu berjalan sendirian didepan kita selama dia yakin kita ada di belakangnya dalam radius 10-15m. Dan ga jarang Mufid tiba-tiba menghilang dari pandangan kita. Setelah beberapa menit aku dan istriku setengah panik mencari Mufid yang menghilang dan jreng...jreng...tiba-tiba Mufid nongol dan dengan wajah polosnya cerita dia kemana. Grrrrhhh.....seneng liat Mufid tapi juga kesal dan marah karena udah berkali-kali diingatkan tapi ga berubah juga, dasar Mufid. Kalo Dira bisa dibilang Mufid versi cewek, sama-sama ga bisa diam dan selalu meniru apapun yang dikerjakan si Dada (Uda Mufid) panggilan sayang Dira untuk si Uda.
Mendidik anak itu emang ga gampang dan kita baru menyadarinya kalo kita sudah dikaruniai anak dan belajar menjadi orangtua yang baik. Baru sadar dulu kita sering menyusahkan orangtua kita. Manusia memang makhluk paling unik yang pernah diciptakan Allah SWT. Tidak hanya paling sempurna secara lahiriah tapi juga punya akal fikiran yang membedakannya dengan hewan. Kadang harus ditempa keras seperti besi kadang harus diperlakukan lemah lembut seperti menenun sutra. Umpama besi yang dipukul terlalu keras maka bentuknya juga boleh jadi tidak seperti bentuk yang kita harapkan. Kebalikannya kalo terlalu lembut besi tersebut mungkin tetap seperti bentuknya semula. Tetapi ada saatnya kita harus bersikap lembut kepada anak dan itu aku akui jauh lebih sulit. Terlalu cinta kepada anak membuat orangtua merasa memiliki otoritas penuh atas anak. Orangtua lupa bahwa anak itu hanya titipan dari Allah SWT yang harus dijaga, disayang dan dididik sebaik-baiknya. Mendidik anak dengan memberikan contoh yang baik menurutku cara yang paling efektif dalam mengajarkan sesuatu kepada anak kita. Konsisten dalam ucapan dan tindakan juga penting.
Kisah Luqman mendidik anaknya secara baik sudah diceritakan di dalam Al Qur'an berabad-abad silam. Nasehat Luqman kepada anaknya dalam QS Luqman ayat 16-19:
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus [1182] lagi Maha Mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan [1183] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan [1183] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Ya Allah jadikanlah aku menjadi hamba yang sholeh, anak yang berbakti kepada orangtua, ayah yang bisa mendidik anak-anakku menjadi anak yang sholeh dan sholehah, suami yang bisa membimbing istriku tetap di jalan-Mu. Amiiiin...
http://www.alquran-indonesia.com
Sunday, February 19, 2012
Pengajian HIMMI - 11 Feb 2012
Rotterdam, 11 Feb 2012
Sabtu malam ini walaupun udara musim dingin masih terasa menusuk tulang tapi antusiasme jamaah untuk datang menghadiri pengajian HIMMI masih cukup tinggi. Dimulai dengan belajar mengaji dilanjutkan sholat Isya berjamaah. Setelah itu tadarus bersama membaca surat Al Baqarah ayat 255 (Ayat Kursi).
Pak Hamdi memulai ceramah dengan mengajak jamaah untuk menghafalkan Ayat Kursi ini. Manfaatnya bisa sebagai obat untuk menenangkan fikiran ketika kita menghadapi masalah. Ketika fikiran kita tenang maka kita bisa dengan jernih mencari solusi untuk masalah kita itu. Manfaat lain adalah menghindarkan kita dari sihir, santet atau dari seseorang yang mempunyai niat buruk kepada kita dan keluarga kita.
QS Al Baqarah : 255
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ayat ini tidak terlalu panjang tetapi mempunyai makna yang luas. Menerangkan tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT. Dialah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Maha Tinggi lagi Maha Besar. Sihir, magic, santet dll yang menggunakan pertolongan dari jin tidak akan mungkin mengalahkan kekuasaan Allah SWT. Tidak ada yang patut disembah selain-Nya. Hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan.
Setelah ceramah, hidangan makan malam dengan menu spesial Indonesia menanti para jamaah. Menikmati santap malam dan bertukar cerita dengan bapak dan ibu senior yang sudah lebih lama tinggal dan menetap di Belanda sedikit banyak menjadi pengobat kerinduan dengan keluarga di tanah air.
Referensi:
http://www.alquran-indonesia.com
Sabtu malam ini walaupun udara musim dingin masih terasa menusuk tulang tapi antusiasme jamaah untuk datang menghadiri pengajian HIMMI masih cukup tinggi. Dimulai dengan belajar mengaji dilanjutkan sholat Isya berjamaah. Setelah itu tadarus bersama membaca surat Al Baqarah ayat 255 (Ayat Kursi).
Pak Hamdi memulai ceramah dengan mengajak jamaah untuk menghafalkan Ayat Kursi ini. Manfaatnya bisa sebagai obat untuk menenangkan fikiran ketika kita menghadapi masalah. Ketika fikiran kita tenang maka kita bisa dengan jernih mencari solusi untuk masalah kita itu. Manfaat lain adalah menghindarkan kita dari sihir, santet atau dari seseorang yang mempunyai niat buruk kepada kita dan keluarga kita.
QS Al Baqarah : 255
255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi [161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ayat ini tidak terlalu panjang tetapi mempunyai makna yang luas. Menerangkan tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT. Dialah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Maha Tinggi lagi Maha Besar. Sihir, magic, santet dll yang menggunakan pertolongan dari jin tidak akan mungkin mengalahkan kekuasaan Allah SWT. Tidak ada yang patut disembah selain-Nya. Hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan.
Setelah ceramah, hidangan makan malam dengan menu spesial Indonesia menanti para jamaah. Menikmati santap malam dan bertukar cerita dengan bapak dan ibu senior yang sudah lebih lama tinggal dan menetap di Belanda sedikit banyak menjadi pengobat kerinduan dengan keluarga di tanah air.
Referensi:
http://www.alquran-indonesia.com
Pengajian HIMMI - 18 Feb 2012
Rotterdam, 18 Feb 2012
Pengajian HIMMI Sabtu malam ini seperti biasa dilaksanakan selepas sholat maghrib bertempat di Ibn Khaldun, Rotterdam. Dimulai dengan belajar Al-Quran. Ada kelompok bapak-bapak, kelompok ibu-ibu dan kelompok remaja+anak-anak. Teman-teman yang kemampuannya relatif lebih baik dengan sukarela membimbing teman-teman lain yang masih tertatih-tatih dalam membaca ayat suci Al-Qur'an. Tanpa melihat umur semua jamaah tetap bersemangat untuk belajar mengaji. Tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Tak lama setelah itu adzan Isya berkumandang. Semua bersiap-siap melaksanakan sholat Isya berjamaah. Setelah sholat Isya maka seperti biasa dilanjutkan dengan tadarus Al Qur'an. Malam ini dipilih 3 ayat terakhir dari Surat Al Baqarah yaitu ayat 284 sampai 286 yang terjemahannya sebagai berikut:
QS Al Baqarah 284-286
284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
285. Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta'at." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Setelah tadarus, Pak Hamdi seperti biasa memberikan ulasan dari ayat yang dibaca. Materi yang dibahas masih ada hubungannya dengan pengajian minggu lalu yang membahas tentang manfaat membaca Ayat Kursi. Ketiga ayat diatas bila rutin dibaca Insya Allah akan menghindarkan kita dari sihir dan niat jahat . Ayat-ayat diatas juga baik untuk dibaca ketika sakit fisik maupun ketika kita mempunyai masalah.
Beliau menjelaskan ayat 284, bahwa jika kita mempunyai niat yang ikhlas dalam membantu orang lain Insya Allah kita akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak. Ketika kita membantu fakir miskin dengan ikhlas tanpa ada niat riya atau sombong di hadapan teman atau tetangga maka niat dan perbuatan kita itu dihitung sebagai pahala dan diberi ganjaran yang setimpal oleh Allah SWT. Dan urusan kita pun akan diberi kemudahan.
Sedangkan ayat 285 dan 286 menjelaskan bahwa iman semua manusia itu naik turun. Hal itu dipengaruhi lingkungan sekeliling kita. ada kalanya kita malas untuk sholat, malas untuk mengaji, lupa bersyukur atas nikmat-Nya. Maka kita seharusnya memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT dan juga memohon agar kita dapat dengan ikhlas menerima semua cobaan yang diberi-Nya. Karena sesungguhnya Allah SWT memberikan cobaan ke hambanya sesuai dengan tingkat keimanan dan kadar kemampuannya masing-masing. Dalam ayat ini juga terkandung do'a yang baik sekali untuk diamalkan.
Pengajian diakhiri dengan makan malam bersama dengan menu-menu khas Indonesia buatan ibu-ibu HIMMI. Alhamdulillah.....
Referensi:
www.alquran-indonesia.com
Pengajian HIMMI Sabtu malam ini seperti biasa dilaksanakan selepas sholat maghrib bertempat di Ibn Khaldun, Rotterdam. Dimulai dengan belajar Al-Quran. Ada kelompok bapak-bapak, kelompok ibu-ibu dan kelompok remaja+anak-anak. Teman-teman yang kemampuannya relatif lebih baik dengan sukarela membimbing teman-teman lain yang masih tertatih-tatih dalam membaca ayat suci Al-Qur'an. Tanpa melihat umur semua jamaah tetap bersemangat untuk belajar mengaji. Tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Tak lama setelah itu adzan Isya berkumandang. Semua bersiap-siap melaksanakan sholat Isya berjamaah. Setelah sholat Isya maka seperti biasa dilanjutkan dengan tadarus Al Qur'an. Malam ini dipilih 3 ayat terakhir dari Surat Al Baqarah yaitu ayat 284 sampai 286 yang terjemahannya sebagai berikut:
QS Al Baqarah 284-286
284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
285. Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta'at." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Setelah tadarus, Pak Hamdi seperti biasa memberikan ulasan dari ayat yang dibaca. Materi yang dibahas masih ada hubungannya dengan pengajian minggu lalu yang membahas tentang manfaat membaca Ayat Kursi. Ketiga ayat diatas bila rutin dibaca Insya Allah akan menghindarkan kita dari sihir dan niat jahat . Ayat-ayat diatas juga baik untuk dibaca ketika sakit fisik maupun ketika kita mempunyai masalah.
Beliau menjelaskan ayat 284, bahwa jika kita mempunyai niat yang ikhlas dalam membantu orang lain Insya Allah kita akan mendapatkan balasan dari Allah SWT, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak. Ketika kita membantu fakir miskin dengan ikhlas tanpa ada niat riya atau sombong di hadapan teman atau tetangga maka niat dan perbuatan kita itu dihitung sebagai pahala dan diberi ganjaran yang setimpal oleh Allah SWT. Dan urusan kita pun akan diberi kemudahan.
Sedangkan ayat 285 dan 286 menjelaskan bahwa iman semua manusia itu naik turun. Hal itu dipengaruhi lingkungan sekeliling kita. ada kalanya kita malas untuk sholat, malas untuk mengaji, lupa bersyukur atas nikmat-Nya. Maka kita seharusnya memohon ampunan dan perlindungan dari Allah SWT dan juga memohon agar kita dapat dengan ikhlas menerima semua cobaan yang diberi-Nya. Karena sesungguhnya Allah SWT memberikan cobaan ke hambanya sesuai dengan tingkat keimanan dan kadar kemampuannya masing-masing. Dalam ayat ini juga terkandung do'a yang baik sekali untuk diamalkan.
Pengajian diakhiri dengan makan malam bersama dengan menu-menu khas Indonesia buatan ibu-ibu HIMMI. Alhamdulillah.....
Referensi:
www.alquran-indonesia.com
Subscribe to:
Posts (Atom)