Sunday, December 25, 2011

Indonesia?

Schiedam 25/12/11

Salah satu hal yang paling menarik saat kita jauh dari tanah air adalah kesempatan yang lebih luas untuk berinteraksi dengan orang asing. Kadang secara tidak langsung aku menjadi representasi orang Indonesia secara keseluruhan. Tugas yang berat? kadang-kadang iya dan mau ga mau aku berusaha menjadi orang Indonesia yang baik hehe...

Kembali ke beberapa tahun silam saat aku pertama kali menginjakkan kakiku di tanah seberang, bukan seberang laut tapi seberang selat Melaka dari kampungku alias Malaysia. Saat itu aku satu-satunya orang Indonesia di kantorku yang baru. Karena dikantorku mayoritas orang Melayu mereka lebih sreg kalo aku ngomong Melayu daripada English. Untungnya aku besar di Sumatera Utara yang notabene bahasanya 70% sama dengan bahasa Melayu di Malaysia. Tidak seperti image orang Malaysia di mata orang kita yang katanya suka menyiksa TKW, tidak bersahabat, sombong dll teman-teman sekantorku sangat welcome dan menerima kehadiranku. Teman-teman cewek banyak yang penasaran dengan sinetron Indonesia yang sangat nge-trend di Malaysia terutama sinetron Bawang Merah Bawang Putih, mereka penasaran dengan ending sinetron itu hahaha.....Beberapa teman yang lain secara jujur mengakui rasa keingintahuan mereka yang tinggi dengan aku yang mereka sebut "kelas menengah" hehe......karena sebelumnya mereka hanya pernah berinteraksi dengan TKI kita yang sebagian besar bekerja di sektor non formal seperti tukang, cleaning service atau pembantu rumah tangga. Malah mereka dengan bangganya bercerita soal kakek neneknya yang berasal dari Indonesia. Ada yang masih bisa ngomong Jawa, ada yang pernah pulang ke kampung halamannya di Jambi, bahkan saat aku bilang aku berasal dari Sumatera Barat dan asli Minangkabau ada beberapa teman Malaysia yang keturunan Minang langsung menyatakan kalo kita bersaudara. Jauh dari image jelek tentang orang Malaysia selama ini, mungkin karena pengaruh media massa.

Kejadian yang hampir sama waktu aku pertama kali menginjakkan kakiku di negeri kincir angin. Di Schipol aku dijemput agentku yang ternyata sangat menyukai segala sesuatu tentang Indonesia terutama makanan Indonesia. Bayangan orang Belanda yang angkuh dan sombong dan merasa dirinya lebih hebat dari orang Indonesia karena pernah lama menjajah Indonesia langsung hilang seketika. Beberapa orang Belanda yang aku kenal di kantorku dulu di Jakarta memang menunjukkan sikap yang kurang bersahabat dengan orang Indonesia. Bener-bener Londo ga tau diri padahal dia kerja dan tinggal di Indonesia.

Sekarang setelah 1.5 tahun di Belanda aku makin terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan soal Indonesia. Di kantorku yang lama di Papendrecht, temenku yang duduk persis di depanku berasal dari Nicaragua. Dan bukan hal yang aneh temen-temen dari Amerika banyak yang ga tau dimana Indonesia, menyedihkan....Satu hari saat ngobrol ngalor ngidul, aku tanya berapa orang penduduk Nicaragua dia jawab sekitar 5 juta. Waktu aku bilang penduduk Indonesia lebih kurang 250 juta orang dia ga percaya dan makin kaget waktu liat di google maps ternyata Indonesia itu jaaaauh lebih luas dari bayangannya, aku bilang if you're flying from West to East Indonesia it will take probably 7-8 hours nonstop, shock berat dia hahaha....

Minggu lalu ada teman baru di kantor, orang Portugal. Orangnya ramah, umur sktr 40 tahun tapi jangan bayangkan dia mirip Cristiano Ronaldo tapi menurutku dia lebih mirip Taufik Savalas, pendek dan kocak hehe....Dia tanya kapan aku balik ke Indonesia untuk merayakan Natal. Oh ya di Belanda hal yang biasa kantor-kantor sepi saat Natal karena hampir semua orang cuti 1-2 minggu bukan hanya karena merayakan Natal tapi juga karena bertepatan dengan libur sekolah (winter break) dan biasanya mereka berlibur ke luar negeri terutama ke negara yang berhawa lebih hangat dan lari sementara dari musim dingin di Belanda. Aku bilang aku ga balik dan aku ga merayakan Natal. Dia bingung trus dia tanya "Are you a moslem?", aku bilang iya eh.....dia tambah bingung dan balik nanya bukannya orang Indonesia itu Katolik semua. Aku bilang Kristen+Katolik itu mungkin sekitar 10% dari total penduduk Indonesia jadi sekitar 25 juta-an. Dia tambah bingung dan ga percaya karena penduduk Belanda cuma 16 juta orang dan penduduk Portugal cuma 11 juta orang. Dia langsung browsing dan kaget setengah mati dan tambah heboh waktu dia tau penduduk Indonesia sekitar 250 juta orang. Ternyata dia pikir Indonesia itu sama dengan Timor Leste woalaaaah......wkwkwkwk, pantesan bingung dia.

Friday, September 16, 2011

Latah

Schiedam, 16 September 2011

Salah satu yang mewabah di masyarakat kita adalah budaya latah. Secara umum budaya latah ini sudah ada dari beberapa generasi terdahulu. Kalo menurut Om Wikipedia definisi latah itu adalah:
Suatu keadaan fisik di mana penderita secara spontanitas mengeluarkan respon (berupa ucapan kata-kata atau kalimat dan sering disertai gerakan tubuh) terhadap suara atau gerakan yang sifatnya mengagetkan penderita. Sejauh ini, latah baru ditemukan di budaya dan orang Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Oleh sebab itu, latah dianggap sebagai suatu sindrom khusus kebudayaan.

Selain mengulang kata-kata orang lain sebagian penderita latah ini juga sering mengatakan kata-kata yang termasuk tabu diucapkan dalam perbincangan sehari-hari dan juga kata-kata yang berkonotasi porno. Latah sebagai suatu penyakit sebenarnya bisa dihilangkan bila si pelaku benar-benar punya keinginan dan tekad yang kuat serta didukung lingkungan sekitarnya juga mendukung si pelaku. Tapi kenyataan yang terjadi latah ini bukan dianggap sebagai penyakit malah menjadi sebagai suatu hiburan. Malah ada beberapa artis menjadi terkenal karena latah.

Dalam artian lebih luas, latah ini bisa diartikan sebagai perilaku meniru baik itu perilaku, kebiasaan, ucapan dll. Hal-hal yang ditiru dan kemudian menjadi trend di masyarakat biasanya berasal dari kalangan pejabat, tokoh masyarakat, artis idola dll. Beberapa minggu terakhir sedang nge-trend kata-kata dari artis Syahrini. Ucapan “Alhamdulillah yah….”, “ Sesuatu banget” menjadi bahasa sehari-hari bukan hanya dalam perbincangan sehari-hari tapi juga di dunia maya di banyak milis selalu saja ada email yang mengutip ungkapan khas Syahrini itu. Trend lain menggunakan kata "secara" sebagai ganti kata "karena". Misalnya "Yaaa.....secara gw belum pernah kesana" harusnya kan "Yaaa....karena gw belum pernah kesana". Benar-benar latah dan mungkin bisa disebut sebagai (maaf) pemerkosaan bahasa Indonesia dan itu sangat sangat memuakkan. Ikut-ikutan latah biar dianggap gaul dan nggak kuno.

Hal ini ditunjang sajian sampah yang ditayangkan di televisi di tanah air mulai dari infotainment yang berisi skandal artis yang kawin cerai sampai liputan kriminal dan pastinya sinetron sampah yang ga jelas alur ceritanya dan ketika hal ini setiap hari disajikan maka masyarakat kita tanpa sadar menyerap dan meniru sebagian besar tayangan tadi.

Aku sering bermimpi dan berandai-andai suatu saat pemimpin dan pejabat di pemerintahan kita, tokoh-tokoh masyarakat, artis-artis didukung media massa sepakat untuk melakukan sesuatu yang aku namakan "Gerakan Latah Nasional Untuk Indonesia Yang Lebih Baik". Jadi ketika panutan masyarakat ini beramai-ramai melakukan sesuatu yang baik dan berguna diharapkan masyarakat kita yang sekarang sebagian besar sedang menderita penyakit latah yang amat sangat kronis bisa meniru perilaku, perkataan dan semua contoh yang baik itu dalam kesehariannya sehingga pelan tapi pasti diharapkan kondisi masyarakat kita bisa lebih baik. Untuk menghasilkan sesuatu yang besar sebaiknya dimulai dari sesuatu yang kecil tetapi berkesinambungan.

Dan saat itu kita bisa bilang :
"Alhamdulillah yah.....Indonesia udah lebih baik menjadi sesuatu banget". Alamaaaaak......udah kena virus Syahrini hehehe...
Tetap optimis untuk Indonesia Yang Lebih Baik……..

Tuesday, September 6, 2011

Mati

Leiden, 6 September 2011

Aku ingat suatu hari sewaktu SMA dulu aku menghadiri pengajian tiba-tiba Pak Ustadz bertanya "Siapa yang siap mati sekarang?". Ga ada satupun dari kami berani angkat tangan. Ada yang bengong mungkin shock karena ditanya pertanyaan seperti itu, ada yang ragu-ragu menyatakan siap mati, malah ada yang pura-pura ga dengar pertanyaan Pak Ustadz tadi hehe.....

Sebuah pertanyaan yang sama aku tanyakan lagi siang ini ke diriku sendiri. Dan jawabannya tetap sama seperti beberapa tahun yang lalu, aku belum siap mati. Terlalu banyak cita-cita, impian dan keinginan aku yang belum tercapai. Apalagi aku selalu punya mimpi-mimpi baru, saat ini bukan hanya mimpi untuk diriku sendiri tapi mimpi-mimpi yang aku punya untuk keluargaku mimpi untuk anak-anakku. Aku fikir semakin lama aku hidup semakin tidak siap rasanya aku untuk mati. Apa aku terlalu cinta dunia? Aku rasa tidak, aku hanya berusaha menjadi orang baik, berusaha melaksanakan yang diperintahkan-Nya, selalu berusaha menjadi orang yang berguna buat orang-orang disekitarku. Persetan dengan orang-orang yang berprasangka buruk dan menilai aku berbeda, aku ga peduli.

Siang ini dan siang-siang sebelumnya aku sering mengamati dan menduga isi kepala dari teman-teman kantorku. Di Structural Department, aku merupakan karyawan termuda. Hampir sebagian besar dari rekan kerjaku sudah memasuki usia manula sudah berusia 60 tahunan. Perbincangan ringan sehari-hari berkisar dari cuaca hari ini, kelahiran cucu, kematian istri, sakit punggung dll. Walaupun sudah memasuki ujia senja tapi mereka masih semangat bekerja mereka masih sibuk dengan urusan dunia. Sangat berbeda dengan orang-orang tua kita yang ketika memasuki usia senja justru sibuk dengan segala hal yang berbau religius, rajin ke mesjid, mengaji, sekaligus sibuk ngemong cucu. Apa mereka menganggap setelah mati semuanya selesai, ga ada yang namanya akhirat ga ada pertanggungjawaban atas semua tindakan kita di dunia. Semuanya terjebak paham hedonisme, kesenangan dunia diatas segala-galanya.

Minggu ini aku dapet berita tentang salah seorang teman lama yang duluan dipanggil Sang Pencipta. Sementara teman yang lain disini sudah lebih satu bulan dirawat intensif karena penyakit yang dideritanya. Teringat obrolan dengan teman lain yang pekerjaannya merawat orang-orang jompo dan orang-orang yang dari sisi medis divonis sudah tidak dapat disembuhkan, nyaris setiap hari melihat kematian. Beberapa hari terakhir media nasional dihebohkan dengan berita seorang artis yang istrinya menemui ajalnya akibat kecelakaan lalu lintas. Benar yang dikatakan Imam Al Ghazali, yang paling dekat dengan kita adalah kematian.

Semua itu membuat aku kembali bertanya pada diriku
"Sudahkah aku siap untuk mati?"

Sunday, September 4, 2011

Ramadhan dan Syawal

Schiedam, 4 September 2011

Ada satu pertanyaan yang menarik soal bulan Ramadhan.
"Apakah bulan Ramadhan itu bulan ujian atau justru bulan pendidikan?"

Ada yang berpendapat Ramadhan itu bulan ujian. Kenapa? jawabannya karena 11 bulan sebelumnya kita melakukan latihan dan ketika memasuki bulan Ramadhan kita diuji dengan segala macam ujian seperti mengekang hawa nafsu, menjaga semua ucapan dan tingkah laku kita selain harus menahan lapar dan dahaga di siang hari. Tapi ada juga yang mengatakan justru bulan Ramadhan itu merupakan kawah candradimuka buat kita melakukan latihan sebulan penuh sebelum kita kemudian diuji selama 11 bulan berikutnya.

Bingung? hehe....jangan bingung, aku sendiri tidak terlalu mempersoalkan hal diatas. Hal yang lebih penting berfikir dan berusaha agar kadar keimanan kita besok dan hari-hari berikutnya bisa lebih baik dari hari ini. Jadi ga ada istilah kapan ujiannya. Kalo menurutku ketika ruh ditiupkan kedalam jasad kita ketika kita masih di rahim ibu kita maka ketika itu pula ujian buat hidup kita dimulai dan ujian itu baru akan berakhir ketika ruh kita dipisahkan dari jasad kita. Hidup ini bisa kita ibaratkan seperti jaman kita sekolah dulu. Ada saat belajar dan ujian.

Alam berikutnya yaitu alam kubur. Setelah kita lelah dengan ujian-ujian di dunia maka kita diminta pertanggungjawaban alias dinilai nih hasil ujian kita dulu. Jangan lupa seperti di sekolah ketika waktu ujian sudah lewat, kita dilarang untuk mengulang jawaban yang sudah kita berikan. Ketika ajal sudah menjelang kita juga tidak mungkin mengulang amalan-amalan kita di dunia. Jadi mumpung kita masih diberi waktu untuk ujian karena masih di dunia, kerjain deh amalan-amalan yang diperintahkan Allah SWT.

Tahap berikutnya alam barzah. Dari alam kubur kita dibangkitkan kembali dan semua manusia dikumpulkan. Seperti pengumuman hasil ujian nih, kalo kita mengerjakan semua soal ujian di dunia dengan benar kita Insya Allah diberi hadiah Surga. Tetapi buat yang di dunianya bandel, suka bolos sholat, ga pernah belajar agama dan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang ga berguna siap-siap deh masuk ke ruang BP (Bimbingan Penyuluhan) alias disiksa dulu di Neraka.

Jadi semuanya tergantung kita, mo bener ga belajarnya. Bulan Syawal bukan berarti saatnya berleha-leha dan trus lupa kalo sekarang masih saat ujian. Dan jangan pernah lupa kalo waktu ujian masing-masing manusia berbeda-beda. Tidak satu orangpun yang tau kapan waktu ujiannya habis, kapan ajalnya datang.
Jadi waspadalah....waspadalah......

Happy Ied Mobarak 1432 H....

Saturday, September 3, 2011

Merayakan Idul Fitri di Negeri Kincir Angin

Schiedam, Agustus 2011

Di tanah air ketika Idul Fitri menjelang selalu identik dengan Mudik atau Pulang Kampung. Semua orang berbondong-bondong balik ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan Hari Kemenangan setelah genap sebulan melaksanakan puasa Ramadhan. Begitu bersemangatnya untuk mudik terkadang kita tidak menghiraukan kesulitan yang dihadapi ketika akan mudik dari mulai antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan selembar tiket, perjalanan yang melelahkan ketika mudik maupun ketika akan balik dari kampung halaman ke tempat kita mengais rejeki. Semuanya terbayar lunas saat bertemu dengan orangtua, sanak saudara dan handai tolan. Ritual mudik inipun menjadi semacam keharusan setiap tahunnya.

Hal ini sedikit berbeda dengan masyarakat Indonesia di Negeri Kincir Angin, Belanda. Masyarakat Indonesia di Belanda biasanya memanfaatkan liburan sekolah terutama saat liburan musim panas untuk balik ke kampung halaman di Indonesia. Tahun ini karena sekolah sudah dimulai sejak sebelum Lebaran menyebabkan sebagian besar dari masyarakat Indonesia merayakan Idul Fitri di Belanda. Idul Fitri bukan merupakan hari libur nasional di Belanda sehingga biasanya kaum muslimin yang bekerja harus mengambil cuti 1 atau 2 hari untuk merayakan hari besar umat Islam ini sedangkan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Beberapa sekolah dasar negeri dengan kurikulum Islam (Islamisch Basisschool) mengambil kebijaksanaan khusus untuk meliburkan siswanya selama 3 hari selama perayaan Idul Fitri tahun ini. Aku sendiri cuti selama 2 hari.

Sesuai keputusan ulama di Eropa maka 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa, 30 Agustus 2011. Sehingga umat muslim di Belanda merayakan Idul Fitri sehari lebih dulu dari kaum muslimin di tanah air. Selasa pagi itu di sepanjang jalan banyak terlihat kaum muslimin yang didominasi etnis Turki dan Maroko berduyun-duyun berangkat ke mesjid. Aku dan keluargaku melaksanakan sholat Ied di sebuah sekolah Islam Ibn Ghaldun di Rotterdam kira-kira 10 menit perjalanan dari Schiedam. Sholat Ied dimulai jam10 pagi. Mayoritas jamaah di Ibn Ghaldun adalah keluarga dan mahasiswa Indonesia. Sebagian yang lain orang Indonesia yang menikah dengan bangsa lain. Mereka bukan hanya berdomisili di Rotterdam tetapi ada juga yang datang dari kota lain. Selesai sholat Ied semua jamaah dijamu dengan hidangan istimewa lebaran.

Merayakan hari kemenangan ini, KBRI Den Haag selesai sholat Ied di Mesjid Al-Hikmah dilanjutkan dengan Open House di kediaman Duta Besar Indonesia di Wisma Duta. Acara ini dibuka untuk umum. Selain untuk menikmati jamuan khas tanah air, acara inipun kadang kala digunakan juga untuk ajang bersilaturahmi dengan sesama teman setanah air. Beberapa teman juga mengadakan Open House di rumah masing-masing dengan mengundang teman dan tetangga untuk sama-sama berkumpul dan merayakan hari kemenangan tentu saja dengan menu khas lebaran seperti opor ayam, rendang, sambel goreng ati dll. Mayoritas masyarakat Indonesia di Belanda berdomisili di area Amsterdam, Den Haag, Rotterdam, Utrecht dan Nijmegen selain tentunya juga di Groningen di bagian utara dan Eindhoven di selatan Belanda. Perjalanan kami sekeluarga pun dimulai mulai dari pagi selesai sholat Ied di Rotterdam, bersantap siang di Schiedam, berkumpul dengan teman-teman lain masih di area Schiedam dan diakhiri dengan bersantap malam di Bleiswijk. Alhamdulillah bisa berkumpul dengan teman-teman seiman dan setanah air. Lumayan mengobati kerinduan akan suasana lebaran di tanah air. Tradisi Open House ini tidak hanya pada Lebaran pertama tetapi masih ada sampai weekend beberapa hari setelah Lebaran.

Selamat Idul Fitri 1432 H
Taqabbalallahu minna wa minkum, Shiyamana wa shiyamakum.

Monday, August 29, 2011

Ramadhan di Negeri Kincir Angin

Schiedam, 29 Agustus 2011

Alhamdulillah....hari ini menginjak 29 hari bulan Ramadhan 1432 H. Tahun ini tahun kedua aku melaksanakan puasa Ramadhan di negeri Kincir Angin. Kalo tahun lalu aku lewatkan hanya dengan teman-teman mahasiswa di Rotterdam dan kemudian berlebaran di Bukittinggi tanah kelahiran istri tercinta, tahun ini sedikit berbeda karena dari mulai hari pertama Ramadhan dan Insya Allah sampai Idul Fitri aku lewatkan dengan istri dan anak-anakku dan tentu saja dengan teman-teman setanah air yang sama-sama merantau dan terpisah belasan ribu kilometer dari sanak saudara di tanah air.

Komunitas masyarakat Indonesia di Belanda selama bulan Ramadhan cukup aktif mengadakan kegiatan Ramadhan. Semua begitu bersemangat dan sukacita dalam menyambut datangnya bulan suci ini. Kantong-kantong masyarakat Indonesia sebagian besar berada di kota-kota seperti Amsterdam, Den Haag, Rotterdam, Utrecht dan beberapa kota lainnya. Terdapat beberapa masjid Indonesia misalnya Masjid Al Hikmah Den Haag dan Masjid ISR di Rotterdam yang rutin melaksanakan qiyamul lail, buka puasa dan kegiatan lain selama bulan Ramadhan. Selain itu dengan populasi muslim yang cukup tinggi dan toleransi beragama yang juga cukup baik, jumlah mesjid di Belanda juga cukup banyak. Sebagian besar mesjid ini dibangun oleh masyarakat Belanda keturunan Turki dan Marocco. Mesjid Turki biasanya menggunakan bahasa Turki dalam penyampaian khutbah Jum'at dan pengajian rutinnya. Sedangkan mesjid Marocco biasanya menggunakan bahasa Arab atau bahasa Barber, bahasa yang banyak digunakan masyarakat Marocco. Jadi banyak pilihan jika kita ingin melaksanakan sholat Jumat atau sholat tarawih. Masyarakat Indonesia di Belanda terdiri dari golongan manula yang sudah puluhan tahun bermukim di Belanda, golongan yang lebih muda dan tentu saja mahasiswa Indonesia. Di sekitar rumah kita di Schiedam (kira-kira 7km dari pusat kota Rotterdam) juga ada beberapa keluarga Indonesia. Di bulan Ramadhan ini kita rutin bergiliran mengadakan buka puasa bersama. Pertemanan di rantau memang berbeda, hampir tidak ada bedanya teman dengan saudara semua berusaha saling menjaga silaturahmi dan membantu kalo ada teman yang sedang dilanda kesulitan. Suatu hal yang kadang menjadi hal yang langka di tanah air terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Selain itu seperti tahun lalu setiap minggu aku dan keluarga rutin berbuka puasa dengan teman-teman mahasiswa di Rotterdam, PPMR (Persatuan Pelajar Muslim Rotterdam).

Ramadhan tahun ini jatuh pada musim panas (summer). Musim panas yang berarti waktu siang lebih panjang dari malam merupakan tantangan tersendiri bagi Ramadhan tahun ini. Hari pertama Ramadhan Subuh jatuh sekitar pukul4 pagi dan waktu magrib sekitar jam21.30 malam. Suhu di musim panas di Belanda berkisar antara 20-30C. Tapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, musim panas tahun ini udara tidak terlalu panas berkisar 16-23C dengan kelembaban yang rendah dan angin yang biasanya bertiup cukup kencang cukup membantu bagi umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Hari ini yang Insya Allah merupakan hari terakhir puasa, waktu Subuh sekitar jam5 dan nanti sore akan berbuka sekitar jam20.30. Jadi dari waktu berpuasa memang lebih panjang tapi bila dibandingkan dengan di tanah air, puasa di Belanda sebenarnya tidak seberat yang dibayangkan.

Muslim sebagai golongan minoritas di negara sekuler seperti Belanda maka tentu saja 1 Syawal atau Idul Fitri bukan merupakan hari libur. Kegiatan belajar mengajar dan kerja di kantor berjalan seperti biasanya. El Furkan tempat anakku bersekolah walaupun sekolah negeri tetapi karena merupakan sekolah Islam menerapkan kebijaksanaan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajarnya selama 3 hari. Aku sendiri hanya cuti 2 hari dari kantor jauh berbeda dengan teman-teman di tanah air yang biasanya cuti 1-2 minggu untuk merayakan lebaran di kampung halaman. Di Belanda biasanya bulan Juni sampai Agustus disebut sebagai Vakantie Periode atau Masa Liburan. Dengan jumlah cuti yang berkisar 20-40hari kerja, mayoritas pekerja libur 3-6 minggu. Malah ada yang sampai cuti 9 minggu. Hal yang nyaris mustahil terjadi di tanah air. Bisa kena pecat tuh kalo coba-coba berani cuti selama itu hehe....Sekolah negeri di Belanda bebas dari biaya alias Gratis. Biasanya orangtua hanya perlu membayar uang sekitar eur40/tahun (Rp500ribu) untuk biaya schooltrip, hadiah dll. Dan dijamin bebas pungli dan biaya siluman lain seperti uang bangunan yang lazim terjadi di tanah air. Tapi orangtua jangan coba-coba mengajak anaknya untuk bolos sekolah saat bukan waktu liburan bisa-bisa kena denda yang berkisar eur50-100 (Rp600rb-1.2juta) per harinya. Bikin bokek dan bikin manyun hahaha...kapok deh kalo sampai harus bayar. Sisi positifnya anak jadi terbiasa tidak membolos. Karena itu Ramadhan tahun ini keluarga Indonesia yang mempunyai anak usia sekolah hampir bisa dipastikan berlebaran di rantau.

Bulan Ramadhan sebagai bulan pendidikan mudah-mudahan bisa melecut semangat kita untuk berusaha menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Kita hanya bisa berdo'a mudah-mudahan kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan.Dan besok kita bisa mengucapkan "Minal Aidin wal Faidzin", Selamat kembali dari kemenangan.Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT, Amiiiin....

Friday, July 29, 2011

Marhaban ya Ramadhan

Insya Allah 2 hari lagi Ramadhan tahun ini akan tiba. Entah kenapa, setiap tahun ketika akan memasuki bulan Ramadhan aku selalu ingat dengan sebuah lagu yang syairnya kira-kira begini:
Bulan suci Ramadhan bulan yang mulia
Mari kita sambut dengan gembira
Siang malam tiada henti berbakti pada Illahi Rabbi
Ramadhan.....Ramadhan......

Lagu tersebut selalu aku dengar ketika bersantap sahur dari siaran sebuah radio swasta di tempat kami tinggal di Kisaran. Aku masih ingat ketika itu sekitar pertengahan tahun 80-an di tanah air hanya ada satu stasiun tv pemerintah yaitu TVRI. Bersantap sahur biasanya hanya ditemani siaran radio diselingi canda tawa dengan sesama anggota keluarga. Masih lekat di ingatanku aku sebagai anak bungsu dari empat bersaudara selalu bangun paling terakhir dan itu butuh perjuangan panjang dari Mama dan dua kakak perempuanku untuk memaksaku bangun dan makan sahur. Dan seperti biasanya kami makan sahur sekeluarga, aku tentu saja makan sambil tetap menahan kantuk. Ooow....I really miss that moment :-(

Waktu Imsyak di Kisaran sekitar jam5 pagi ditandai dengan bunyi sirene dari menara PDAM yang ada di Kisaran. Aku selalu menunggu detik-detik terakhir Imsyak ini. Ketika sirene mulai bunyi biasanya aku berusaha minum sebanyak-banyaknya untuk menghindari rasa haus di siang hari. Suhu di Kisaran berkisar 29-32C dengan kelembaban yang tinggi jadi cukup menguras tenaga bila dibandingkan dengan tempat aku tinggal sekarang di Schiedam yang ketika summer pun masih berkisar 18-25C.

Seminggu pertama puasa semua sekolah diliburkan. Dan itu adalah masa-masa yang sangat menyenangkan. Biasanya setelah sholat Subuh aku dengan teman2ku berkeliling kota Kisaran dengan naik sepeda. Kadang kala kami "pinjam" becak yang parkir dekat halaman mesjid. Pinjam dalam artian dipakai tanpa permisi dengan si Abang becaknya hahaha......becak itu kami bawa berkeliling, yang ikut 5-10 orang. Nanti satu atau dua orang kebagian tugas mengembalikan becak yang di"pinjam" tadi, tentu saja harus diam2 jangan sampai si Abangnya tau. Kalo sedang apes yang kebagian tugas tadi ketangkep dan dimarahin ama si Abangnya tapi namanya anak kecil besoknya "pinjam" lagi hahaha....Kadang supaya badan tetap segar setelah agak siangan rame-rame mandi di sungai, minum sedikit kan ga papa namanya juga ga sengaja hehe.....Nostalgia masa kecil memang ga pernah membosankan.

Marhaban ya Ramadhan.....
Mudah-mudahan Ramadhan kali ini bisa lebih baik dari sebelumnya, amiiiin....

Saturday, June 18, 2011

Kantor baruku

Papendrecht, Spring 2011

Ga kerasa udah beberapa bulan ini aku kerja di Jacobs Engineering Nederland di Leiden. Satu minggu pertama aku mesti ngantor di Amsterdam, lumayan melelahkan 100 km dari rumahku. Tetapi mulai minggu kedua kantorku pindah ke Leiden. Leiden berjarak sekitar 65 km dari Papendrecht sekitar 80 menit perjalanan. Sebuah kota yang setiap hari selalu sibuk dengan aktifitas dan tingkah polah warganya maupun warga pendatang yang sehari-hari mengais rejeki di kota tua ini. Universiteit Leiden adalah universitas tertua di Belanda, didirikan tahun 1575 dan sudah banyak menghasilkan tokoh-tokoh ternama di Belanda dan juga berperan penting dalam pergerakan menuju Indonesia merdeka, salah satu tokohnya yang terkenal Sutan Syahrir.

Kantorku terletak sekitar 2 km dari Leiden Centraal Station. Ada dua pilihan moda transport dari station menuju ke kantorku. Ada shuttle bus yang disediakan kantor, van dengan kapasitas 10 orang yang selalu siap mengantar dari station ke kantor dan sebaliknya setiap pagi dan sore. Pilihan kedua yang menurutku unik, kita boleh memilih untuk naik sepeda. Sepeda yang akan digunakan disewa selama setahun dari salah satu toko sepeda yang ada di station. Jadi setiap pagi kita ambil sepeda kita di toko tsb dan kemudian sore harinya sepeda tsb kita parkir kembali didalam toko sepeda tadi. Istilah kerennya "sepeda dinas" ga kalah keren kan dengan pejabat di tanah air yang biasanya dapat mobil dinas untuk kegiatan sehari-hari hehe....10 menit bersepeda dari station ke kantor lumayan membantu menyegarkan badan dan menghilangkan kantuk selama di perjalanan.

Dan seperti kebiasaan di Belanda, semua orang berlomba-lomba naik sepeda tanpa memandang status sosial, usia atau pekerjaan. Bukan hal yang aneh seorang Profesor ke kampus naik sepeda, atau ketemu Manager dengan memakai jas dan berdasi sedang asyik mengayuh sepedanya. Semua orang lebih mementingkan fungsi dari sepeda tersebut daripada sibuk memikirkan gengsi atau malu. Selain menyehatkan juga ramah lingkungan menikmati perjalanan ke kantor diiringi kicau burung di pagi hari. Kadang aku bermimpi, kapan yah orang-orang di tanah air lebih mementingkan fungsi daripada gengsi. Menjadi pragmatis itu lebih sering menguntungkan kok daripada sibuk jaga gengsi. Satu hal yang perlu ditiru "Fungsional".

Hal kedua yang sangat berbeda dengan kantorku dulu di Jakarta atau di K.Lumpur, di kantorku yang sekarang aku sering ketemu dengan manula. Iya...manula alias Opa atau Oma. Orang Belanda selain ditunjang dengan tingkat kesehatannya yang cukup baik, mereka pensiun di usia 65 tahun. Coba kita bandingkin dengan di tanah air, karyawan swasta biasanya pensiun di usia 56 tahun. Ga heran di kantorku banyak manula yang masih produktif terutama di departmentku Structural Department. Boleh percaya boleh nggak aku yang paling muda dari semuanya, yang lain? 1 orang Italiano seumuranku dan sayangnya minggu lalu udah resign, 1 orang Scottish 48 tahun, Dutch 56 tahun dan selebihnya Opa-Opa Dutch dan British yang usianya udah 60 tahunan. Ga heran kalo biasanya di kantor pembicaraan berkisar sekolah anak, kelahiran anak, musik yang lagi ngetrend dll tapi di Departmentku pembicaraan berkisar kelahiran cucu, kematian istri, kapan pensiun dll hahahaha.....Untungnya selama ini pembicaraan tetap nyambung dan semua baik-baik terutama Opa Bert yang duduk disebelahku yang usianya sudah menginjak 67 tahun, sudah pensiun tapi meutuskan back to office karena merasa masih produktif di usia senjanya. Satu hal yang perlu ditiru "Work Attitude".

Satu lagi hal yang menarik. HSE (Health Safety and Environment) bener2 diperhatikan. 2x seminggu ada supply buah-buahan segar. Ada coffee machine, mesin otomatis untuk jajan, microwave, kulkas dll. Boleh jadi biar Opa-Opa di kantorku sehat wal'afiat hehe...Dan jangan pernah ngebayangin ada yang lembur. Dengan waktu kerja yang flexible 40 jam seminggu, banyak yang dateng jam 7 atau 8 supaya bisa pulang jam 3 atau 4 sore. Beda banget dengan temen-temenku di Jakarta dan KL yang dengan alasan terjebak macet sampai pukul 9 atau 10 masih betah lembur di kantor. Masih ditambah Sabtu atau malah Minggu masih bela2in dateng ke kantor. It's totally no life......Satu hal yang aku pelajari "Effektifitas".

Tidak semua hal dari anak cucu penjajah nenek kakek kita itu jelek.
Selalu berfikir dan bertindak positif

Saturday, January 22, 2011

"Matahariku.......sampai jumpa besok....."

Sabtu pagi 22/01/11 di Papendrecht

Akhir Januari di musim dingin. Dua minggu terakhir suhu udara di Papendrecht antara 10-12 Celcius relatif lebih hangat daripada suhu rata-rata musim dingin tahun ini di Belanda yang berkisar minus 5 sampai minus 2. Dan berdasarkan prakiraan cuaca, minggu depan suhu akan kembali drop dibawah titik beku seperti awal November dan pertengahan Desember kemaren, snow will be coming brrrggghh.....

Winter alias musim dingin selain dingin, juga sering mendung dan berawan jadinya matahari jarang nongol. Matahari terbit sekitar jam 7 dan terbenam sekitar jam 5. Biasanya di Belanda saat weekend terakhir bulan Oktober ada perubahan waktu biasanya disebut Winter Time. Jam di seluruh negara dimundurkan 1 jam lebih awal sehingga perbedaan waktu dengan Waktu Indonesia Barat (WIB) menjadi 7 jam. Waktu ini akan berubah lagi saat weekend terakhir bulan Maret biasanya disebut Summer Time, dimajukan lagi 1 jam sehingga perbedaan waktu dengan WIB kembali menjadi 6 jam. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap waktu sholat. Sholat Subuh jam 7 pagi dan sholat magrib jam 4 sore. Ada beberapa artikel mengatakan hal ini berpengaruh secara psikologis, sebagian orang merasa suasana hatinya lebih suram dan tidak bersemangat.

Masih lekat dalam ingatan beberapa tahun yang lalu saat aku masih bekerja di kota metropolitan Jakarta. Ditengah kerasnya kehidupan Jakarta, polusi udara akibat asap knalpot, kawanan pencopet di metromini masih ditambah panasnya sinar matahari ibukota heuuuuh....puanas. Begitu lega rasanya ketika sampai di kantor yang ber-AC. Tak jarang ada sumpah serapah dari teman-teman yang berkomentar soal panasnya udara ibukota terutama saat musim kemarau. Sangat berbeda ketika aku masih memakai seragam putih abu-abu. Siang bolong sekitar jam 11 sampai jam 1 ketika guru yang seharusnya mengajar ternyata sakit atau berhalangan, aku dan teman-temanku keluar kelas dan main sepakbola tanpa peduli dengan panasnya sinar matahari. Ga peduli dengan kulit yang hitam, muka yang gosong atau baju seragam yang kumal dan bau keringat selepas bermain bola maklum masih lugu dan belum punya pacar hehe...

Di belahan dunia lain dimana matahari bersinar sepanjang tahun ada segelintir manusia yang memuja matahari dan menyebutnya Dewa Matahari diantaranya kaum Mesir kuno, Romawi, sampai Indian di benua Amerika memuja matahari karena dianggap mataharilah yang memberi kehidupan, kesuburan dalam pertanian dan sehingga diabadikan di kuil peribadatannya. Mereka lupa ada yang lebih besar dan lebih berkuasa dari matahari.
Allah SWT berfirman dalam Surat 41 Fushshilat ayat 37:
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.


Suatu saat Nadira, anak keduaku, diberi vitamin D saat kontrol kesehatan. Semua batita di Belanda diberi vitamin D untuk membantu pertumbuhan tulang dan giginya diakibatkan kurangnya sinar matahari sebagai salah satu sumber vitamin D alami seperti di Indonesia. Hal yang mungkin luput dari perhatian ketika kita di tanah air karena hampir setiap hari kita dapat menikmati sinar matahari. Hari ini cerah dan sejak pagi matahari sudah terlihat mengintip dari peraduannya dan ketika tadi sore aku lihat matahari kembali ke peraduannya, aku cuma bisa bergumam "Matahariku.......sampai jumpa besok....."

Wednesday, January 19, 2011

Jangan selalu melihat keatas tapi lihat juga ke bawah dan sekeliling kita

Papendrecht 19 Jan 2011

Aku sampai sekarang masih takjub kalo memperhatikan alam dan seisinya. Semakin takjub lagi kalo aku sedang mengamati makhluk yang bernama manusia. Sedikit cerita soal mengamati ini, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar aku memang suka memperhatikan tingkah laku orang-orang di sekitarku. Pengamatan kadang saat nongkrong rame-rame teman-temanku di simpang jalan, kadang di terminal, kadang di stasiun, dan bisa dimana aja termasuk dalam keseharianku. Buatku semuanya unik dan menarik karena memang tidak ada manusia yang persis sama baik itu kelakuannya ataupun wajahnya walaupun terlahir kembar. Dan selalu ada pelajaran yang bisa aku ambil dari hasil pengamatanku itu.

Ada Bang Iwan, tukang becak di Kisaran, yang setiap hari mengantar dan menjemputku ke sekolah sewaktu SD. Betapapun perjuangannya mengais rejeki dan berusaha menyekolahkan anak-anaknya tapi Bang Iwan ini ceria dan selalu bercanda dengan aku dan teman-temannya. Tapi ada satu makhluk yang paling dia benci, anjing.....yaaa, Bang Iwan paling benci dengan anjing. Bukan berarti dia takut tapi justru setiap melihat anjing pasti dia ambil batu dan dia lempar ke dekat anjing itu hanya sekedar untuk menakut-nakuti setelah itu biasanya dia tertawa puas hehe...
Beberapa bulan yang lalu ketika aku pulang ke Kisaran, aku sempat ketemu dengan Bang Iwan. Pastinya dia terlihat lebih tua tapi yang pasti cita-citanya untuk menyekolahkan 3 orang anaknya sampai ke jenjang SMA sudah terpenuhi. Dan dia terlihat begitu bangga mendengar aku akan bekerja di Belanda, ekspresi yang sama ketika aku bertemu dia beberapa tahun sebelumnya ketika aku baru kuliah di ITB. Ada pelajaran yang aku petik "semangat pantang menyerah dan jalani hidup dengan ceria".

Sosok lain ada Suhartono alias Tono, teman sebangku aku di SMP 2 Kisaran dari mulai kelas I sampai kelas 3. Dia anak pertama dari 4 atau 5 bersaudara, aku lupa persisnya. Sebagai anak sulung dia diharapkan jadi panutan buat adik-adiknya. Beberapa kali aku main ke rumahnya, rumah yang sederhana di suatu tempat bernama Sidomukti kira-kira 5km dari pusat kota Kisaran. Aku sering mendengar ceritanya soal rutinitas kesehariannya dirumah, pulang sekolah mencari kayu bakar di perkebunan karet di sekitar rumahnya, mengasuh adiknya yang masih kecil, bikin mobil-mobilan sendiri dari kayu dengan teman-teman sekampungnya. Kadang Tono cerita kalau dia tidak sempat membuat PR karena kecapean menyelesaikan pekerjaan dirumah demi membantu orangtuanya. Dan satu yang aku paling ingat dari Tono, dia tidak pernah marah kalau aku isengin hehe.....Selepas SMP dia melanjutkan sekolahnya ke STM karena berencana setamat dari STM berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dan menutup kemungkinan untuk melanjutkan studinya sampai ke perguruan tinggi karena pertimbangan biaya dan adik-adiknya yang masih sekolah. Terakhir aku ketemu dengan Tono saat aku pulang ke Kisaran sewaktu jaman kuliah. Dia cerita pernah jadi supir truk tapi saat itu dia bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Kisaran. Sayang setelah itu aku kehilangan kontak dengan dia :-(
Ada pelajaran yang aku petik "Kerja keras dan realistis".

Sosok lain yang aku ingat ada si Ibu penjual tape. Si Ibu ini hampir setiap hari lewat di depan rumahku menjajakan dagangannya dengan naik sepeda tuanya dari rumahnya yang berjarak kira-kira 15km dari rumahku. Dagangannya hanya tape singkong atau orang Kisaran menyebutnya tape ubi dan tape ketan yang di Kisaran disebut tape pulut. Si Ibu ini saat itu (pertengahan tahun 80-an) berumur sekitar 40tahunan, orang Jawa dengan dialek Jawanya yang kental (di Kisaran memang banyak berdomisili suku Jawa), memakai kain dan topi caping lebar seperti orang mau ke sawah, dan di tengah terik matahari siang selalu teriak tape....tapeeeeee...... Satu bungkus tape ubi yang berisi 3 potong ubi sepanjang dua ruas jari dijual Rp.25, tape pulut satu gelas Rp.100. Boleh jadi di kompleks perumahan RSU Kisaran tempat aku tinggal, aku termasuk salah satu customer favorit si Ibu ini. Karena minimal dua atau tiga kali dalam seminggu pasti aku selalu membeli dagangannya, satu paket tape ubi (10bungkus) dan tape pulut 1 gelas. Sampai sekarang aku masih ingat rasa tape dan senyuman bahagia si Ibu penjual tape saat aku beli dagangannya. Ada pelajaran yang aku petik "kalo kita mau berusaha, rezeki yang halal pasti kita dapat".

Sebenernya masih banyak orang-orang di sekelilingku yang menurutku bisa menjadi "guru kehidupan". Ungkapan "Jangan selalu melihat keatas tapi lihat juga ke bawah" tidak salah tapi menurutku lebih tepat bila diubah menjadi "Jangan selalu melihat keatas tapi lihat juga ke bawah dan sekeliling kita".

Al Qur'an Ad Dhuhaa ayat 11 :
Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).


Mudah-mudahan kita tidak lagi cuma bisa mengeluh tapi lebih bersyukur dengan keadaan kita, apapun yang terjadi Insya Allah itu adalah jalan yang terbaik buat kita.

Sunday, January 16, 2011

Menikmati Kehidupan

Malam ini pikiranku melayang kembali ke beberapa belas tahun silam teringat salah seorang sahabatku jaman kuliah. Seorang teman yang menurutku mempunyai kepribadian unik dan punya sudut pandang yang sedikit berbeda dari kebanyakan teman-temanku di kampus. Pada saat teman-teman yang lain asyik bergelut dengan materi kuliah yang pastinya sebagian besar ada hubungannya dengan rekayasa atau istilah kerennya engineering. Tapi teman aku yang satu ini lebih tertarik melihat permasalahan yang ada dari kacamata antropologi dan sosiologi. Di kemudian hari topik Tugas Akhirnya pun tidak beranjak jauh dari kedua aspek ini sampai-sampai dosen pembimbingnya bingung karena materi dari proposal TA-nya lebih cocok untuk mahasiswa antropologi daripada mahasiswa yang kuliah di ITB hehe....

Aku ingat suatu saat dia datang ke rumah kontrakanku. Oh ya.....aku mengontrak rumah dengan beberapa teman tidak berapa jauh dari kampus. Konsekuensinya rumah kami jadi base camp tempat ngobrol, tempat belajar sistem kebut semalam (SKS) kalo musim ujian atau sekedar tempat maen kartu waktu malam minggu karena sebagian besar masih jomblo. Temanku itu datang dan dengan mimik serius dia cerita kalo sudah beberapa hari terakhir dia sangat gelisah. Aku tanya kenapa dan dia jawab "Aku merasa udah ga ada kenikmatan di dunia ini". Beuh......jawaban macam apa itu, bingung aku."Maksudnya?" aku tanya lagi. Dia bilang setelah difikir-fikir kok semua yang ada di dunia ini ga ada yang istimewa yah, ga ada yang nikmat katanya. Biasa aja kan kita bernafas, biasa aja kan kita bisa ngobrol+ketawa, biasa aja kan kita bisa makan+minum, biasa aja kan kalo kita sakit. Pokoknya semua dianggap biasa dan semuanya hal yang normal.

Aku fikir ini sesuatu yang serius dan bila dibiarkan hal-hal seperti ini bisa berpotensi menjerumuskan kita menjadi kufur nikmat. Naudzubillah.....
Dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah 152 Allah SWT telah berfirman:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.

Jadi ketika nikmat Allah SWT sudah tidak kita rasakan sebagai nikmat. Ketika setetes air menyentuh lidah kita waktu kita berbuka puasa dan kita menganggap itu sebagai sesuatu normal sesuatu yang wajar kita nikmati, kalo menurut aku sendiri iman kita sedang dipertaruhkan. Terlalu naif rasanya bila kita sebagai ummat yang lemah berani mengatakan sudah tidak ada kenikmatan di dunia ini. Ketika tidak ada lagi kenikmatan yang kita rasakan di dunia ini, jalan yang terbaik adalah MATI.

Sadarkah kita betapa keciiiiilnya kita di hadapan Allah, sadarkah kita kehidupan kita bisa berubah 180 derajat hanya dalam sekelip mata bila Allah mengubahnya. Di saat kita terlena dan merasa semuanya hanya rutinitas kehidupan, semuanya bisa berubah dan boleh jadi sudah terlambat untuk sadar kalo semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Di dalam hati manusia selalu ada bibit-bibit kesombongan, merasa lebih hebat dari teman-temannya, paling pandai, paling melejit karirnya dsb. Tapi ketika nasibnya berubah, manusia sombong itu akan sadar dan kembali mengingat Allah. Dia akan merengek persis seperti anak kecil yang merengek kepada ibunya. Biasanya sholat cukup sekedarnya dan di akhir waktu, ketika manusia itu diberi kesusahan sholatnya akan lebih khusyuk, di awal waktu, bersimpuh memohon kepada Allah agar kesusahan itu secepatnya dihilangkan dari kehidupannya.

Jadi ketika kita diberi nikmat maka syukurilah dan sadarlah bahwa nikmat itu tidak selalu ada dari kehidupan kita. Begitu juga ketika kesusahan datang kepada kita, syukurilah karena kesusahan itu tidak selalu ada dan ia ada karena kesalahan kita sendiri sebagai pengingat agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Sadarkah kita setiap hari tidak lebih dari 10% waktu kita yang kita habiskan untuk akhirat. Kita selaluuu sibuk dengan duniawi.

Allah SWT berfirman, An Nisaa 79 :
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

Enjoy your life.......

Saturday, January 15, 2011

Muslim bukan sekedar ga makan babi

Menjelang 15/1/11......

Hidup di negara yang mayoritas penduduknya non muslim memang memberikan tantangan tersendiri untuk seorang muslim. Dan saat ini aku mengalami sendiri perbedaan yang mencolok antara tempat tinggalku sebelumnya di Malaysia yang mayoritas penduduknya muslim dan di tempat tinggalku sekarang di Belanda. Hal-hal kecil yang tadinya kelihatan tidak penting sekarang bisa menimbulkan masalah misalnya mencari tempat sholat. Masalah bukan hanya itu, untuk berwudu' aku dan Dewi, istriku, harus sedikit memutar otak. Di Malaysia dimana-mana kita dengan mudahnya menemukan surau (mushola) lengkap dengan tempat wudu'-nya, bersih dan nyaman. Mesjid juga ada dimana-mana, megah dan nyaman untuk tempat kita bersujud kepada-Nya.

Tapi Alhamdulillah selama ini kita selalu menemukan solusinya. Di kantorku ada beberapa orang muslim walaupun ga banyak. Ada yang orang Indonesia tapi sudah lama tinggal di Belanda dan ada orang Turki. Hari pertama kerja aku diperkenalkan dengan orang Indonesia, aku sebut saja namanya Pak A, sudah tua umurnya 60-an dan hampir pensiun. Sewaktu aku tanya apakah dia muslim dan dia jawab iya, wah.....seneng banget rasanya. Tapi sewaktu aku tanya dimana dia sholat Jum'at karena aku belum tau dimana mesjid terdekat dari kantor dan dia menggeleng sambil bilang sejak dia tinggal di Belanda dia tidak pernah lagi mengerjakan sholat. Ya Allah......aku berkata dalam hati, kasian banget yah sambil berfikir apa aku akan jadi seperti dia kalo aku udah tinggal puluhan tahun di negeri orang. Ada kebiasaan di kantorku biasanya saat lunch time banyak karyawan yang jalan rame-rame sambil makan sandwich atau roti yang dibawa dari rumah. Aku biasanya jalan-jalan juga dengan Pak A ini. Kadang kita mampir ke supermarket sekedar membeli makanan kecil untuk pengganjal perut di sore hari. Aku perhatikan Pak A ini dengan santainya makan roti isi daging sapi, kue basah yang belum jelas kehalalannya, biskuit dll.

Padahal di dalam Al Qur'an udah dijelaskan :
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Al Maa'idah 88)

Beberapa minggu yang lalu ada acara kantor. Semua orang diundang, ada permainan bowling, karting, skiing dll dan semua yang akan hadir bisa memilih jenis hidangan yang akan dimakan. Ada 3 pilihan, daging sapi, ikan atau sayuran untuk vegetarian. Saat akan memilih aku tertarik dengan salah satu nama muslim yang menulis catatan tentang hidangan yang dipilihnya tertulis "Geen varken vlees" atau No Pork. Jadi penasaran yang mana sih orangnya. Malem pas acara pas maen bowling akhirnya ketemu ama orang Turki itu, dan dia sedang minum bir. Mmmh.....jadi bingung, muslim bukan sih?

Lain hari aku janji ketemu dengan temen lama, mumpung sama-sama di Belanda seneng juga bisa ketemu lagi. Cerita soal makanan dia bilang ga masalah kan makan di restoran cepat saji asal pilih menu ikan bukan daging sapi yang jelas haram karena disembelih bukan dengan cara Islam. Padahal boleh jadi tempat memasaknya sama, dicampur dengan mayonise yang belum tentu halal, margarine yang juga belum tentu halal dll. Aku sih tetap pada prinsipku, zat yang haram walaupun sedikit tetap haram. Lebih aman bawa makanan dari rumah, daging halal bisa dibeli di toko Turki, cek dulu sebelum beli roti, mayonaise, minuman dll.

Di benua Eropa ada code E-XXX yang salah satunya mengandung arti asal zat tersebut apakah berasal dari babi atau bukan. Zat ini bisa terkandung di dalam makanan atau minuman. Ada banyak website yang menjelaskan soal E code ini beberapa diantaranya:
http://www.guidedways.com/halalfoodguide.php
http://www.ehalal.org/ecodeproducts.html
http://www.muslimtents.com/aminahsworld/Ecodes.html

E code ini ada di banyak jenis makanan. Misalnya untuk emulgator roti banyak dipakai E471 dan E472 yang haram. Sebaiknya kita memilih E481 atau E482 yang halal. Dan kenyataannya di Belanda masih banyak makanan dan minuman yang tidak mengandung bahan-bahan yang berasal dari babi. Dan ada makanan dan kue yang mengandung alkohol. Repot dan ribet? pastinya....tapi Allah Maha Tahu dan justru ini bisa menjadi ladang amal buat kita asal kita mau berusaha. Fisabilillah, wallahu 'alam

Mudah-mudahan aku dan keluarga bisa tetap menjaga kehalalalan semua makanan yang kami makan, amiiin....

Thursday, January 13, 2011

Germany-Koln

Jalan-jalan ke Koln-Germany

Aku dan istri sepakat kalo weekend 8 jan 2011 kita jalan jalan ke Cologne (orang Jerman nyebutnya Koln) dan Bonn, eks ibukota Jerman Barat, yg berada sekitar 30km dari Koln. Langkah pertama liat ramalan cuaca di sepanjang minggu. Ternyata walaupun masih winter tapi temperatur sudah semakin hangat diperkirakan 5 sampai 10 deg Celcius bukan lagi dibawah nol seperti minggu-minggu sebelumnya. Setelah itu baru kita nge-booking hotel. Pertimbangan memilih hotel biasanya tergantung dari lokasi yang tidak terlalu jauh dari tourism area terutama landmark kota tsb, harga, public transport dll.

Setelah hotel di booking saatnya browsing informasi-informasi penting yang kita perlukan selama di perjalanan dan tempat-tempat menarik di Koln&Bonn. Ups.....ternyata ada ketentuan kalo selama winter semua mobil di Jerman wajib pake winter tyre. Padahal si Roody, mobil kesayanganku, pake summer tyre alias sommerbannen bahasa Londonya. Kalo ketangkep ama polisi Jerman bisa kena denda minimal EUR40 dan kalo menyebabkan kecelakaan dendanya bisa EUR80. Belum lagi mesti ada stiker emisi (umweltplakette) kalo mobil masuk ke area rendah emisi. Stiker ini bisa didapat setelah dicek organisasi TUV, tapi untuk mobil Belanda bisa dibuktikan dengan surat keterangan APK jadi ga masalah.

Konfirmasi ke temen di kantor soal winter tyre katanya emang wajib, nelp temen di Jerman malah dia wanti-wanti mending ga usah ke Jerman kalo emang pake summer tyre soalnya polisi sering razia di Autobahn (highway). Apalagi plat nomor Belanda kan warna kuning eye catching banget dibanding plat nomor Jerman yang warna putih. Tapi udah terlanjur semangat mo jalan-jalan akhirnya kita putusin tetap berangkat ke Koln tapi batal ke Bonn. Polisi Jerman? Siapa takuut.....hehehe....

Sabtu pagi siap-siap berangkat. Jam10 teng semua dah siap, cuaca mendung tapi hangat 11 deg Celcius, tapi pas liat GPS gubrakkkk....ada masalah ama layarnya. Woalaaaah....tambah ragu jadi berangkat ga yah jangan-jangan ini pertanda buruk. Mampir sebentar ke Centrum ke Halford tempat beli GPS, si pelayan cuma bisa ngasi janji kalo GPS kita bisa dibenerin dalam waktu 4-6mg. Kacau deh....akhirnya dia ngasi solusi gimana kalo kita beli GPS yang baru dengan catatan bisa dikembaliin dalam waktu max 2 minggu. Aku setuju, beli yang baru, cek GPS bisa nyala dan langsung cabut. Taunya masalah belum berakhir, sampe di mobil GPS-nya ga mau nyala kemungkinan low battery. Jadinya diputusin balik dulu ke rumah untuk ngecas GPS sekalian makan+sholat Zuhur.

Jam 14.00 GPS dah ok, makan udah, sholat udah tinggal tidur hehe....nggak donk tetep berangkat dan berdo'a mudah2an lancar di perjalanan. Cuaca dari pagi mendung tapi ga hujan. Koln berjarak kira-kira 240km ke arah tenggara dari Papendrecht. Sampai di perbatasan Belanda-Jerman di kota Venlo yang berjarak 160 km dari rumah mulai deg-degan. Jalan terus sampai ke highway yang menuju Koln, kira-kira 10 menit, ada sign board kecil "wilkommen to deutschland" langsung clingak clinguk kayak maling takut ada polisi Jerman hahaha.....

Kalo di Belanda, di GPS selalu ada tertera max speed tapi begitu masuk Jerman max speed-nya langsung hilang. Tancap gassss......semua mobil ngebuuuut.....si Roody yang udah ngebut sampe 170km/jam masih aja beberapa kali kena dim dari belakang disuruh minggir hehehe.....maklum Jerman kan kampungnya BMW, Mercedes, Porsche dll. Buat yang hobby ngebut disini emang tempatnya. Pantesan Michael Schumacher jago nyetirnya hehe....

Akhirnya.....jam17.00 nyampe juga di Koln. Nyampe hotel langsung parkir, check-in, sholat, makan dan jam18.00 langsung jalan-jalan. Demi keselamatan si Roody kita biarin nangkring di parkir hotel, kita jalan-jalan naik train. Untungnya train station Stegerwaldsiedlung ga terlalu jauh dari hotel. Bermodal brosur&penjelasan dari pegawai hotel ditambah info kita yang udah kita siapin lumayan membantu jalan-jalan malam di Koln. Yang harus disiapkan kalo kita naik public transport : Coin. Satu-satunya alat pembayaran untuk beli tiket karena tiket cuma bisa dibeli di ticket machine kecuali di Main station yang ada ticket counternya. Jarak dekat (max 3 station) EUR1.7 dan jarak jauh EUR2.5. Di ticket machine ada beberapa pilihan bahasa jadi ga usah takut kalo ga ngerti bahasa Jerman.

Kita langsung menuju landmark Koln, The Cathedral, Kolner Dom :

Puas jalan-jalan di seputaran Zentrum, kita balik ke hotel. Sekalian nyimpen energi untuk jalan-jalan besoknya.

Minggu pagi....
Jam9.30 kita check-out dari hotel tapi nitip si Roody yang pasrah cuma nangkring di parkiran hotel. Rencananya kita jalan-jalan naik City Tour Bus alias Hop On Hop Off. Ticket bus bisa dibeli diatas bus untuk dewasa EUR15, anak-anak EUR5. Ada beberapa tempat menarik sepanjang perjalanan selain Kolner Dom




ada Kolnmesse Deutz

Haus 4711, rumah parfum tempat asal muasalnya Eau de Cologne

Terakhir dah puas muter muter Koln, kita ke Kolner Zoo yang letaknya di seberang Flora ( Botanischer Garten), Mufid girangnya bukan maen hehe....ticket masuk EUR14 untuk dewasa, 4-14tahun EUR7.

Menjelang magrib balik ke hotel ngejemput si Roody dan balik ke Papendrecht. Alhamdulillah nyampe dengan selamat dirumah Papendrecht jam21.30. Polisi Jerman? Siapa takut....hehe...

Thursday, January 6, 2011

Kerja di luar negeri (3)

Kerja di luar negeri itu kata orang enak, bener ga sih? Tergantung dari point of viewnya. Banyak banget pengalaman hidup yang bisa kita dapat dari hasil merantau ke negeri orang dan bagian paling menarik tentang manusia dengan budaya yang berbeda. Pake istilah "merantau" nih maklum urang awak hehe...

Dari pengalaman aku sendiri ditambah rajinnya ngobrol ngalor ngidul via email dengan temen2 yang sama2 merantau tapi di negara lain kira2 gini gambarannya:
1. Malaysia
Suka ga suka harus diakui secara budaya, bahasa dan adat istiadat, orang Malaysia paling mirip dengan orang Indonesia. Dan kenyataannya memang sebagian besar orang Melayu di Malaysia masih keturunan orang Indonesia. Melayu disini bukan hanya mewakili suku seperti di Indonesia tapi lebih umum mewakili semua orang yang beragama Islam (muslim) termasuk turunan orang Jawa, Minang, Banjar dll. Boleh dikatakan berdomisili di Malaysia serasa berada di Indonesia. Populasi WNI di Malaysia baik yang legal maupun yang ilegal lebih kurang 2.5juta jiwa.

Untuk Engineering company di Malaysia, company culture biasanya Chinese culture atau Melayu (Malay) culture. Suasana kerja dan cara bergaul juga sangat berbeda. Malay style biasanya dateng jam8, ngabsen, abis itu beli sarapan di kantor atau sebagian rame2 pergi ke kedai makan atau kantin, makan sampai jam9 abis itu baru deh mulai kerja. Chinese style biasanya dateng jam8, sebelum ngabsen beli makan, makan kira2 15menit di meja masing2 dan mulai kerja hehe.....it's very different style. Malay style biasanya jam4 atau jam5 pergi ke kantin untuk minum santai sambil isap rokok dan setelah itu bcak to work. Kerja sampe malem ga masalah. Chinese style biasanya kerja sampe jam7-8 trus pulang ke rumah.

2. Belanda
Dutch people atau orang Belanda dikenal disiplin dengan waktu. Terlambat adalah salah satu kesalahan besar. Kalo ngomong langsung ke inti permasalahan, ceplas ceplos dan frontal. Semua orang punya derajat yang sama dan bukan hal yang aneh ketika instruksi seorang Manager ditolak seorang Drafter tetapi tentu saja dengan alasan yang logis. Hal yang mungkin ga terbayangkan terjadi di sebuah kantor di Jakarta. Walaupun orang Belanda dikenal sangat toleran terhadap pendatang (Chinese, Indonesian, Suriname dll) tapi dalam prakteknya tetap Londo asli diprioritaskan dalam beberapa hal. Misalnya Londo yang secara kualitas masih kurang masih bisa diterima tetapi pendatang diharapkan selalu perfect. Not fair? but it's a reality. Orang Indonesia dan keturunan Indonesia bisa dijumpai dengan mudah di Belanda dan mereka dikenal santun dan terpelajar karena banyak dari mereka merupakan mahasiswa S1, S2 dan S3 bahkan dosen di universitas ternama di Belanda.

3. Negara-negara Middle East
Mayoritas karyawan di engineering company di middle east terutama di UAE (Dubai dan Abu Dhabi) berasal dari India. Secara tidak langsung Indian culture lah yang banyak berpengaruh dalam pergaulan di kantor. Walaupun ada sebagian sektor engineering yang lebih dikuasai orang Indonesia. Tetapi harap diingat kemana pun kita pergi selalu akan bertemu dengan Indian. Negara2 yang menarik sebagai tempat mengais rejeki di middle east : Qatar, Arab Saudi dan Oman. Hal yang paling menarik adalah lokasi yang relatif sangat dekat dengan Tanah Suci jadi sangat mudah untuk pergi Haji.

4.Singapore
Sampe sekarang aku belum tertarik untuk mencoba mengais rejeki di Singapore. Selain karena aku tidak terlalu suka dengan Chinese style, aku juga tidak terlalu suka dengan suasana negara kota ala Singapore. Bukan berarti aku benci dengan Chinese cuma rasanya Malay style yang santai lebih sesuai dengan tingkat kemalasanku yang tinggi hehehe.....Lokasi yang sangat dekat dengan Indonesia juga jadi daya tarik tersendiri. Tetapi dengan gaji yang relatif sama dengan Malaysia tetapi biaya hidup yang lebih mahal 1.5-2x menjadikan daya tarik Singapore makin berkurang.

5. Brunei Darussalam
Brunei relatif mirip dengan Malaysia. baik dari segi budaya, bahasa maupun adat istiadatnya. Gaji yang relatif sedikit lebih tinggi dari Singapore tetapi dengan biaya hidup yang sedikit lebih murah adalah salah satu daya tarik bekerja di Brunei. Tapi untuk yang punya penyakit homesick disarankan jangan bekerja di Brunei karena harga tiket pesawat ke Jakarta jauh lebih mahal daripada dari Malaysia atau Singapore.

6. Africa (Nigeria, Libya, Angola dll)
Walaupun negara-negara di benua hitam ini memiliki banyak sumber daya alam tetapi fakta berbicara bahwa fasilitas dan infrastruktur di hampir semua negara kualitasnya sangat buruk. Selain itu ada beberapa kawasan yang masih dilanda konflik internal, tingkat kriminalitas yang tinggi dan wabah penyakit. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi company untuk mendapatkan karyawan yang berpengalaman dan mau berdomisili di benua tsb. Salah satu daya tarik orang berlomba-lomba bekerja di Africa yaitu gaji yang tinggi, akomodasi beserta security, sistem on-off dll.

Next time di Kerja di luar negeri (4) kita omongin masalah gaji, yuk...

Beste Wensen-2011

3 januari, hari pertama di kantor di tahun 2011 di pagi hari. Baru nyampe di kantor dan belum sempat sign-in udah ada temen kantor yang ngajak salaman sambil ngucapin sesuatu dalam bahasa Belanda. Aku sih cuma balas senyum sambil manggut-manggut bingung hehe....

Nyampe di mejaku langsung nyalain PC dan seperti biasa ngecek email dan browsing sebentar. Eh...taunya tambah rame yang dateng salaman termasuk Engineering Manager, Theo Driever, yang ikutan keliling dan dateng ke tempat kita masing-masing untuk salaman. Semuanya pas salam sambil ngucapin sesuatu persis kayak temen yang tadi. Jadi penasaran apa sih yang diucapin.

Kebetulan si Roy, orang Nicaragua yg duduknya persis disebelahku, dateng dan seperti biasa kita langsung ngobrol2 ringan. Selagi ngobrol ada lagi yang dateng ke tempat kita dan si Roy ngucapin kata yang sama. Karena penasaran aku tanya ke si Roy karena bahasa Belanda dia lumayan oke wong udah hampir 4tahun tinggal di Belanda sejak masih jadi student. Dia bilang kebiasaan di Belanda setiap baru selalu ngucapin "BESTE WENSEN" alias "BEST WISHES". Oh...baru deh nyaho apa diucapin Londo Londo di kantor.

Ga lama abis itu ada lagi yang dateng dan dengan PD-nya aku bilang "Beste Wensen" hehehe......Mudah2an di tahun 2011 ini semua harapan kita bisa terkabul dan hari hari selanjutnya lebih baik dari hari ini.

Beste Wensen voor Alle....

Sunday, January 2, 2011

Belgium-Antwerpen&Brussel

25&26 Dec 2010

Christmas....hampir semua tetangga kita di Papendrecht mayoritas Christian dan ngerayain Christmas. Karena kita ga ngerayain jadinya kita ngerencanain travelling ke suatu tempat. Pengennya ke tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah. Pertimbangan utama karena cuaca yang tidak menentu saat winter, kondisi jalan yang penuh salju dan salju yang hampir tiap hari turun di Papendrecht dan di seluruh Eropa. Bahkan di beberapa negara seperti UK, Belgium, France termasuk di Schipol Airport di Amsterdam-Belanda banyak penerbangan ditunda atau dibatalkan karena cuaca buruk akibat badai.

Akhirnya kita putuskan berlibur ke Belgium atau Belgie dalam bahasa Belanda. Kota tujuan adalah Antwerpen yang berjarak sekitar 80km ke arah selatan dari Papendrecht dan ibukota Belgie yaitu Brussel atau Bruxelles yang berjarak sekitar 45km ke arah selatan dari Antwerpen. Jum'at sore 24 Dec 2010, aku booking Crowne Plaza Hotel di Brussel dan malemnya sepulang dari kantor siap siap dengan semua keperluan yang mo dibawa. Sabtu pagi sekitar jam10 kita berangkat diiringi cuaca cerah walaupun jalanan di sekitar rumah masih diselimuti salju sekitar 15-20cm. Alhamdulillah perjalanan lancar, highway dari Papendrecht sampai ke Breda (Belanda) bersih dari salju. Memasuki perbatasan Belgie sebelum Antwerpen cuaca agak mendung dan berawan. Kecepatan max bervariasi dari mulai 50km/jam (di dalam kota) sampai max 120km/jam. Saat turun salju (snowy) kecepatan max adalah 50km/jam.

Sekitar jam11.30 akhirnya kita sampai di Antwerpen. Setelah parkir mobil kita langsung menuju Antwerpen Centrum tujuannya ke Stadhuis van Antwerpen, Kathedraal dan Antwerpen Centrum. Typical dari kota kota di Belgie hampir sama dengan di Belanda, ada Pusat kota yang biasanya disebut Centrum dan biasanya di Centrum ini ada Stadhuis (Balaikota), Kathedraal atau Kerk (gereja besar) dan Train Station.

Salju di Antwerpen ga terlalu tebal cuma kira kira 10cm. Suhu diluar sekitar -4 deg Celcius. Puas jepret jepret mampir dulu ke cafe, minum teh+coklat hangat sekalian menghangatkan badan. Sekitar jam14.00 kita berangkat ke Brussel. Tarif parkir di Antwerpen EUR1-1.5/jam (kalo di kurs jadi Rp18.000 bisa bikin sakit kepala nih hehe..). Perjalanan Antwerpen-Brussel cuma sekitar 30menit.

Sampai di Crowne Plaza Hotel jam14.30. Lunch dulu di kamar hotel dengan segala persiapan dari rumah mmhhh....nikmat. Setelah makan kita jalan-jalan dengan tujuan Brussel Centrum. Nadira bobok dengan nyenyaknya di stroller. Papa, Mama dan Mufid jalan kaki menikmati suasana Brussel. Kota yang bagus sayangnya banyak salju di tengah jalan dan karena kontur kotanya naik turun di saat jalan yang mendaki banyak mobil bahkan bus yang slip, bahaya banget. Puas jalan jalan sampai magrib jepret sana sini terutama Kathedraal, jam17.00 setelah mampir di cafe untuk minum kita balik ke hotel. Lumayan udah liat Kathedraal, Parlement, Grote Markt dll.

Kathedraal Bruxelles

Minggu pagi....
Siap siap untuk check-out, tujuan hari ini Royal Palace atau Palais du Roi, Grote Moskee (Mesjid Besar), jalan jalan keliling Brussel. Abis check-out ternyata diluar snowy, tapi namanya udah niat jalan2nya lanjut terus. Palais du Roi cuma berjarak sekitar 2km dari hotel di seberangnya ada Palais de Academies dan Parc de Bruxelles. Dari sana lanjut ke Place Royale Koningsplein berupa Monumen Ksatria Berkuda. Di depan monumen ada gereja yang masih termasuk dalam Palais du Roi.

Palais du Roi



Perjalanan dilanjutkan ke Manneken Pis (patung anak kecil pipis) dan Bourse Beurs yang berjarak sekitar 100 m dari Manneken Pis. Bourse Beurs ini berupa kompleks milik keluarga Beurs. Dari sana kita mampir ke Grote Moskee untuk sholat. Karena sudah terlalu sore setelah sholat dan mampir ke restoran Mesir untuk makan siang, kita langsung pulang ke Papendrecht.

Grote Moskee/Grande Mosquee

Holland-Kinderdijk 1 Jan 2011

Petang yang cerah di hari pertama 2011....

Di sepanjang hari dari pagi sampai siang hari kita sekeluarga ga kemana-mana. Winter, hari yang cerah, salju udah mulai menghilang, sayang juga cuma bengong di rumah. Akhirnya diputusin jalan jalan sore liat kincir angin (windmolen) di Kinderdijk. Lokasinya ga terlalu jauh kira-kira 10km dari rumah kita di Papendrecht sekitar 15 menit perjalanan. Ba'da Ashar jam14.30 semua dah siap dan berangkaaat....

Sesampainya di Molenstraat-Kinderdijk ada Tourist Center di sebelah kanan dan persis di sebelah Tourist Center ada jalan masuk ke kawasan Windmolen. Memasuki kawasan windmolen ada lahan parkir dan fasilitas umum seperti toilet dan toko souvenir. Kita bisa memilih untuk jalan kaki atau bersepeda. Di sebelah kiri ada fietspad (jalan sepeda) dan disebelah kanan untuk pejalan kaki.

Lumayan banyak turis disana. Mayoritas ngomong English dan sebagian yang lain tampang oriental. Ga perlu bayar untuk memasuki kawasan ini, GRATIS. Dari pintu masuk sampai ke windmolen yang terakhir lumayan jauh mungkin kira-kira 2km. Windmolen ada di sisi kiri dan sisi kanan jalan dan kondisinya sangat terawat dan termasuk dalam pelestarian UNESCO. Kita boleh masuk ke salah satu windmolen, tiket masuk EUR3.5 (dewasa) dan EUR2 (6-16 tahun). Untuk yang dateng rombongan ada diskon EUR2.75 (dewasa) dan EUR1.7 (6-16 tahun). Summer Time buka 9.30-17.30e. Tapi Winter buka hanya sampai jam16.00 dan sayangnya kita nyampe jam16.00 teng, gagal deh masuk ke windmolen akhirnya kita cuma jepret jepret aja.

Puas berfoto jam di tangan menunjukkan jam16.30, udah magrib jadi abis jepret suasana sunset kita langsung pulang.