Sunday, January 16, 2011

Menikmati Kehidupan

Malam ini pikiranku melayang kembali ke beberapa belas tahun silam teringat salah seorang sahabatku jaman kuliah. Seorang teman yang menurutku mempunyai kepribadian unik dan punya sudut pandang yang sedikit berbeda dari kebanyakan teman-temanku di kampus. Pada saat teman-teman yang lain asyik bergelut dengan materi kuliah yang pastinya sebagian besar ada hubungannya dengan rekayasa atau istilah kerennya engineering. Tapi teman aku yang satu ini lebih tertarik melihat permasalahan yang ada dari kacamata antropologi dan sosiologi. Di kemudian hari topik Tugas Akhirnya pun tidak beranjak jauh dari kedua aspek ini sampai-sampai dosen pembimbingnya bingung karena materi dari proposal TA-nya lebih cocok untuk mahasiswa antropologi daripada mahasiswa yang kuliah di ITB hehe....

Aku ingat suatu saat dia datang ke rumah kontrakanku. Oh ya.....aku mengontrak rumah dengan beberapa teman tidak berapa jauh dari kampus. Konsekuensinya rumah kami jadi base camp tempat ngobrol, tempat belajar sistem kebut semalam (SKS) kalo musim ujian atau sekedar tempat maen kartu waktu malam minggu karena sebagian besar masih jomblo. Temanku itu datang dan dengan mimik serius dia cerita kalo sudah beberapa hari terakhir dia sangat gelisah. Aku tanya kenapa dan dia jawab "Aku merasa udah ga ada kenikmatan di dunia ini". Beuh......jawaban macam apa itu, bingung aku."Maksudnya?" aku tanya lagi. Dia bilang setelah difikir-fikir kok semua yang ada di dunia ini ga ada yang istimewa yah, ga ada yang nikmat katanya. Biasa aja kan kita bernafas, biasa aja kan kita bisa ngobrol+ketawa, biasa aja kan kita bisa makan+minum, biasa aja kan kalo kita sakit. Pokoknya semua dianggap biasa dan semuanya hal yang normal.

Aku fikir ini sesuatu yang serius dan bila dibiarkan hal-hal seperti ini bisa berpotensi menjerumuskan kita menjadi kufur nikmat. Naudzubillah.....
Dalam Al Qur'an surat Al-Baqarah 152 Allah SWT telah berfirman:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.

Jadi ketika nikmat Allah SWT sudah tidak kita rasakan sebagai nikmat. Ketika setetes air menyentuh lidah kita waktu kita berbuka puasa dan kita menganggap itu sebagai sesuatu normal sesuatu yang wajar kita nikmati, kalo menurut aku sendiri iman kita sedang dipertaruhkan. Terlalu naif rasanya bila kita sebagai ummat yang lemah berani mengatakan sudah tidak ada kenikmatan di dunia ini. Ketika tidak ada lagi kenikmatan yang kita rasakan di dunia ini, jalan yang terbaik adalah MATI.

Sadarkah kita betapa keciiiiilnya kita di hadapan Allah, sadarkah kita kehidupan kita bisa berubah 180 derajat hanya dalam sekelip mata bila Allah mengubahnya. Di saat kita terlena dan merasa semuanya hanya rutinitas kehidupan, semuanya bisa berubah dan boleh jadi sudah terlambat untuk sadar kalo semuanya sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Di dalam hati manusia selalu ada bibit-bibit kesombongan, merasa lebih hebat dari teman-temannya, paling pandai, paling melejit karirnya dsb. Tapi ketika nasibnya berubah, manusia sombong itu akan sadar dan kembali mengingat Allah. Dia akan merengek persis seperti anak kecil yang merengek kepada ibunya. Biasanya sholat cukup sekedarnya dan di akhir waktu, ketika manusia itu diberi kesusahan sholatnya akan lebih khusyuk, di awal waktu, bersimpuh memohon kepada Allah agar kesusahan itu secepatnya dihilangkan dari kehidupannya.

Jadi ketika kita diberi nikmat maka syukurilah dan sadarlah bahwa nikmat itu tidak selalu ada dari kehidupan kita. Begitu juga ketika kesusahan datang kepada kita, syukurilah karena kesusahan itu tidak selalu ada dan ia ada karena kesalahan kita sendiri sebagai pengingat agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Sadarkah kita setiap hari tidak lebih dari 10% waktu kita yang kita habiskan untuk akhirat. Kita selaluuu sibuk dengan duniawi.

Allah SWT berfirman, An Nisaa 79 :
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

Enjoy your life.......

No comments: