Sunday, December 8, 2013

2 minggu di Abu Dhabi

Abu Dhabi, 8/12/2013

2 minggu sudah aku tinggal di Abu Dhabi. Aku masih ingat 2 minggu yang lalu tepat tanggal 24 November 2013 aku menginjakkan kakiku di Abu Dhabi International Airport. Kesibukan dalam 2 bulan terakhir ini benar-benar menyita waktu dan energiku. Dimulai dari persiapan berangkat haji dari Amsterdam, 3 minggu di tanah suci, kembali ke Schiedam dalam kondisi yang kurang fit, persiapan pulang ke Indonesia sampai akhirnya 3 minggu di Indonesia dan persiapan berangkat ke Abu Dhabi.

Alhamdulillah.........itu yang sering berulang-ulang aku ucapkan. Aku hanya mencoba memikirkan semua hal yang menyenangkan tidak mau cengeng menghadapi situasi yang aku hadapi walaupun kadang situasi itu tidak selalu menyenangkan. Seminggu pertama aku berada di Abu Dhabi adalah masa yang berat. Kondisi fisik yang tidak fit karena mungkin kelelahan ditambah perubahan cuaca dan lingkungan membuat aku agak kesulitan mengejar ritme pekerjaan di kantor yang cukup cepat. Setelah hampir dua bulan tidak bekerja seakan-akan membuat aku seperti orang yang sudah lama tidak berolahraga tetapi tiba-tiba diajak untuk berlari kencang.

Masih ingat pertemuanku dengan teman kuliahku Hasan minggu lalu. Setelah bertemu dan ngobrol sejenak di rumah salah seorang teman Hasan, kami memutuskan untuk melanjutkan reuni kecil kami di Al Noor Hospital karena kami berdua sama-sama sakit hehe....Ternyata obat dari dokter di Hospital tersebut cukup manjur mengenyahkan segala macam penyakit di badanku. Maka di minggu kedua di Abu Dhabi aku sudah mulai bisa menyisihkan waktu untuk mencari apartemen untuk aku dan keluargaku. Kantorku hanya menyediakan hotel selama 18 hari. Waktu yang cukup sempit apalagi dengan pekerjaan di kantor yang menumpuk cukup membuatku repot untuk menyisihkan waktu untuk bertemu dengan agent-agent yang menawarkan rumah/apartemen.

Hari ini akhirnya aku berhasil mendapatkan apartemen yang aku inginkan. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar. Amiiiin........ 

Tuesday, October 1, 2013

Halal Bi Halal Alumni ITB di Belanda, 28 September 2013 di Utrecht

Schiedam
30/09/2013




Salam Ganesha!!!!

Alhamdulillah....setelah tertunda beberapa lama akhirnya Alumni ITB di Belanda berkumpul dalam acara Halal Bi Halal di Utrecht. Sejak pukul 10.00 CET panitia mulai hadir di lokasi acara yang bertempat di gedung SGB (Stichting Generasi Baru) di Utrecht. 

Mas Eko Hardjanto (EL92), Saifudin (SI94), Raymond Frediansyah (TK94) dan teman-teman panitia yang lain sibuk melakukan berbagai persiapan. 


Kira-kira pukul 11.00 CET mulai banyak Alumni yang datang. Eindhoven grup yang dimotori Zulfan Adi Putra (TK00) dan Intan Kumalasari (SI00) sibuk melayani alumni yang melakukan registrasi. Ada sekitar 80 Alumni yang hadir terdiri dari berbagai angkatan dari mulai angkatan 1981 sampai 2009. Acara yang direncanakan dimulai pada pukul 11.30 CET ternyata harus molor sekitar 15 menit menunggu alumni yang belum hadir. Tepat pukul 11.45 CET, acara dibuka oleh duo MC yaitu Intan Ambari (TK95) dan Saputra (PN00) dilanjutkan kata sambutan oleh ketua panitia Yopi Arfiandi (SI96) disusul pemutaran film "Sejarah ITB". Seksi Dokumentasi Dudy Fredy (TK95) dan Meditya Wasesa (MS00) sibuk dengan handycam dan cameranya mengabadikan acara ini.


Sesi perkenalan yang diwakili oleh beberapa alumni dari berbagai kota seperti Eindhoven, Delft, Enschede dll menambah hangat suasana. Pak Tri Hartanto (MS81) sebagai Alumni paling senior yang hadir juga memberikan beberapa wejangannya.

Acara semakin menarik ketika sesi Sharing Pengalaman dari tiga orang alumni yaitu Ismail Fahmi (EL92) yang menamatkan PhD-nya di Groningen , sekarang bekerja di Amsterdam dan tahun depan merencanakan balik ke Indonesia, lalu ada Azzania Fibriani (BI96) seorang Ibu rumahtangga dan juga dosen Biologi ITB dan sedang melanjutkan studinya di Erasmus Universiteit Rotterdam dan Enang Noerman Fachjar (KI89) seorang expatriate di bidang food technology di Head Quarter of Danone di Belanda. Alumni cukup antusias mendengarkan pemaparan pengalaman dari ketiga Alumni dan dilanjutkan sesi tanya jawab. Pertanyaan demi pertanyaan dijawab tuntas oleh ketiga alumni. Sesi ini ditutup dengan foto bareng semua alumni yang hadir.



Acara dilanjutkan dengan santap siang bersama dengan menu khas Indonesia dibarengi dengan temu ramah sesama alumni, sholat dll. Seksi Konsumsi Sri Rahma Dewi (KI96) dan Vidya Cundasari (TK96) dkk sibuk mengatur pembagian konsumsi. Ketika jam menunjukkan pukul 15.00 CET maka acara terakhir yaitu Concluding Remark dan evaluasi acara dipandu dengan santai oleh Yopi sebagai ketua panitia. Ada beberapa ide, saran dan masukan mengenai acara pada hari itu dan juga usul untuk acara-acara selanjutnya. Alumni yang hadir sepakat menunjuk Zulfan Adi Putra (TK00) sebagai ketua panitia untuk acara Alumni berikutnya berkat kegigihannya mengajak alumni ITB di Eindhoven yang datang sebagai kontingen terbesar. 

Acara ditutup dengan pembacaan doá yang dipimpin Mas Ismail Fahmi.

Friday, July 19, 2013

Puasa Ramadhan ala Mufid

Schiedam, 18/07/2013

Hari ini hari yang ke sepuluh di bulan Ramadhan tahun ini, 1434 H. Artinya 10 hari pertama yang mengandung rahmat sudah kita lewati dengan baik. Walaupun beberapa hari terakhir ini cuaca agak sedikit panas dibandingkan awal Ramadhan dengan suhu berkisar 25-28 Celsius tapi masih cukup mendukung kelancaran ibadah puasa.

Ada hal yang menarik saat aku mengamati tingkah laku Mufid di bulan Ramadhan ini. Waktu memang berjalan begitu cepat dan ga terasa bulan Maret kemarin Mufid sudah genap berumur 7 tahun. Tahun lalu Mufid, Dira dan Mama sudah mudik duluan sebelum bulan Ramadhan jadi Mufid belum merasakan beratnya berpuasa saat summer di Belanda. Mmmhh.....2 tahun lalu Mufid kayaknya masih terlalu kecil untuk sadar kalo harus puasa.

Hari Pertama
Sehari sebelum Ramadhan si Mama mulai berusaha ngajak Mufid biar besoknya mau ikut puasa, Mufid rada manyun dan bilang dia ga bakalan kuat puasa. Tapi ternyata besok paginya Mufid bilang kalo dia pengen puasa akhirnya sebelum berangkat sekolah Mufid sarapan seperti biasanya cuma istilah Mufid makan sahur dulu hehe.....Pulang sekolah Mufid cerita kalo temen-temennya baru mulai puasa besoknya (Rabu, 10 Juli 2013) jadi tadi di sekolah cuma Mufid sendiri yang puasa. Akhirnya pertahanan Mufid jebol gara-gara hari itu salah seorang temennya membagi-bagikan coklat buat semua temen-temennya. Mufid nyerah dan akhirnya kalah dengan godaan sepotong coklat pemberian temennya.

Hari Kedua
Pagi itu sebelum berangkat sekolah Mufid makan sahur seperti hari pertama. Mufid bilang dia pengen puasa lebih lama ga kayak kemaren. Dan Mufid berhasil puasa sampe sore. Waktu Papa pulang Mufid dengan bangga bilang kalo hari itu dia puasa sampe sore. Tapi Papa ga mau kalah dan menantang Mufid untuk puasa lebih lama. Begitu terus selama beberapa hari Mufid puasa selama 8-10jam sehari.

Hari kesepuluh
Jam2.30 pagi Papa dan Mama sedang makan sahur tiba-tiba Mufid bangun dan bilang pengen ikut juga makan sahur. Sehabis makan sahur dan sholat Subuh kami kembali tidur. Tadi siang sewaktu Papa masih di kantor Mama cerita kalo Mufid masih semangat puasa, Alhamdulillah......seneng banget Papa dengernya. Ketika sore hari Papa sampai dirumah ternyata Mufid masih puasa wuih.....hebat. Tapi bau masakan Mama ternyata menggoda Mufid untuk buka puasa walaupun sudah diingatkan kalo waktu berbuka hanya tinggal 2 jam lagi. Jam9 malem akhirnya Mufid menyerah dan bilang dia pengen buka puasa. Mufid pun minum dan makan dengan lahapnya. Goed zo Mufid......hari ini Mufid udah kuat puasa 18 jam.

Mudah-mudahan besok dan hari-hari selanjutnya bisa kuat sampe maghrib ya Nak......

    

Wednesday, July 17, 2013

Suasana Ramadhan - Musim Panas 2013 di Belanda

Schiedam, 16/07/2013

Alhamdulillah.......
Ga terasa bulan Ramadhan tahun ini udah memasuki hari ke-8. Tahun ini merupakan keempat kalinya aku merasakan suasana bulan Ramadhan di Belanda. Tahun ini hari pertama puasa jatuh pada tanggal 9 Juli.2013. Walaupun sebagian ada yang baru berpuasa pada tanggal 10 Juli. Bulan Ramadhan tahun ini cukup istimewa karena jatuh pada pertengahan tahun waktu musim panas atau zomertijd istilah wong Londo. Mungkin ada yang penasaran trus nanya "emang kenapa kalo pertengahan tahun?". Buat yang belum merasakan tinggal di negara dengan empat musim seperti Belanda mungkin belum tau kalo saat musim panas siang jauh lebih panjang daripada malam, matahari bersinar sekitar 19-20jam dalam sehari. Awal Juli biasanya matahari terbit sekitar jam5.30 dan terbenam sekitar jam22.00. Untuk yang berpuasa waktu berpuasa menjadi lebih panjang dibandingkan di tanah air. Waktu Subuh sekitar jam3.00 dan baru bisa berbuka puasa ketika waktu maghrib tiba sekitar jam22.00 alias jam10 malem jadi kita harus berpuasa sekitar 19 jam. Wow.....biasanya teman-teman yang belum pernah merasakan puasa selama 19 jam langsung berfikir ga bakalan kuat deh atau jangan-jangan malah bisa pingsan nungguin waktu buka hehe.....

Tapi kenyataannya berpuasa di musim panas di Belanda tidak seberat yang dibayangkan. Walaupun cuaca musim panas terkadang cukup menyengat bisa mencapai 34-35 Celsius tapi biasanya kondisi tersebut hanya terjadi hanya 2-3 minggu saja. Tahun ini cuaca musim panas cukup bersahabat berkisar 17-22C dan berbeda dengan di Indonesia yang tingkat kelembabannya tinggi (high humidity) dan mengakibatkan kita berkeringat dan terasa haus, udara di Belanda cenderung kering sehingga ketika kita berpuasa tidak terlalu merasakan haus seperti di tanah air. Waktu berbuka dan waktu sahur yang tidak terlalu jauh juga memerlukan adaptasi pola makan yang tepat.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebelum memasuki bulan Ramadhan masyarakat Indonesia di Belanda sudah menyiapkan berbagai program Ramadhan seperti buka puasa bersama, tadarus online, kegiatan anak-anak yang islami dll. Buka Bareng Schiedam-ers di rumah Kang Didin dan Teh Risah di hari ketiga puasa menambah eratnya silaturahmi diantara keluarga Indonesia di Schiedam. Keesokan harinya kami berkumpul dengan teman-teman Ngumpul Ngaji di kediaman Mas Enang dan Mbak Een di Leidschenveen. Himpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Rotterdam (HIMMI) bahkan setiap hari Sabtu menyewa sportzaal untuk kegiatan Ramadhan dari mulai berbuka puasa bersama, sholat maghrib berjamaah dan ditutup dengan sholat Isya dan sholat tarawih berjamaah.

Suasana Ramadhan juga mewarnai kegiatan rutin di sekolah Mufid dan Dira di Islamiticshe Basisschool El Furkan di Schiedam. Tentunya semua itu sedikit mengobati rasa kangen dengan suasana Ramadhan di tanah air.. Mudah-mudahan aku dan keluarga bisa lebih semangat untuk berlomba-lomba meningkatkan amal ibadah selama bulan Ramadhan ini. Amiiiin......  

Monday, June 24, 2013

Galau

Schiedam, 24 Juni 2013


Galau......
Lagi musim nih...ga ngerti juga kenapa akhir-akhir ini populer banget. Dikit-dikit pasti ada yang komen pake kata ini. Liat di fb adaaa aja yang nulis kata "Galau" ini hehe...Sebenernya apa sih artinya? Karena penasaran iseng aku coba googling apa sih arti galau ini. Ternyata galau bisa diartikan sebagai suasana yang ramai sekali atau fikiran yang sedang kacau.

Pertanyaannya sekarang apakah aku sedang galau? mmmh.....pertanyaan yang cukup sulit untuk aku jawab. Kalo liat definisi kata galau diatas, rasanya fikiranku sedang tidak kacau, aku masih bisa berfikir jernih. Sedang banyak masalah? nggak juga tuh, biasa aja. Tapi memang ada beberapa hal yang sedang aku fikirkan dan aku harus memilih dan membuat keputusan yang terbaik buat aku dan keluargaku.

Aku cukup beruntung bisa berkarir sebagai seorang engineer. Kondisi pekerjaan yang santai, office based, beruntung mempunyai kesempatan bisa mencicipi pengalaman berinteraksi dengan beraneka ragam manusia tidak hanya di tanah air tapi juga bisa berkarir di luar negeri. Tapi disisi lain aku dan keluargaku harus mengalami berada jauh dari keluarga besarku dan tinggal di negara dengan budaya yang berbeda. Terus terang aku kadang merasa jenuh dan pengen balik tinggal di Indonesia.

Bekerja sebagai engineer di oil&gas itu memang sangat menarik. Seiring waktu tawaran untuk bekerja di suatu negara semakin banyak. Supply dan demand untuk posisi engineer memang tidak seimbang. Aku mempunyai pilihan untuk bekerja dan tinggal di Indonesia atau seperti sekarang bekerja di luar negeri. Pengalamanku 3 tahun terakhir menetap di Belanda memang membutuhkan usaha dan energi ekstra untuk menjaga kehidupan religius aku dan keluargaku tetap berjalan lancar.  Alhamdulillah sekarang Mufid dan Nadira bisa bersekolah di El Furkan, sebuah sekolah Islam negeri di Schiedam yang sehari-harinya dilalui dengan suasana yang islami ditengah-tengah kepungan budaya barat yang hedonis. Pergaulan dengan teman-teman Indonesia di Belanda juga cukup membuat aku dan istriku lebih optimis dengan pendidikan anak-anak kami.

Mufid sekarang sudah 7 tahun. Alhamdulillah dia sudah rutin sholat 5 waktu, mengaji dan berharap lingkungan Islami di rumah dan di sekolah bisa membentuk kepribadiannya menjadi anak yang sholeh. Beberapa bulan terakhir aku mulai berfikir soal ibadah sholat Jumát setiap minggunya. Aku kemudian berfikir untuk mencari pilihan lain untuk karirku, berusaha mencari pekerjaan yang lebih dekat dari rumahku di Schiedam, kembali bekerja di Indonesia atau mencari negara yang mempunyai libur nasional setiap hari Jumát dan Sabtu sehingga aku bisa mengajak Mufid untuk bersama-sama ke mesjid menunaikan ibadah sholat Jumát.

Yup......hidup adalah soal pilihan. Pilihan terbaik hanya kita yang bisa merencanakan walaupun yang memutuskan sesuatunya hanya Allah Tuhan Semesta Alam. Dan aku selalu yakin semua yang ditakdirkan-Nya adalah yang terbaik.

00.43 CET 24 Juni 2013 Happy Birthday to Me......hehe...

Friday, June 14, 2013

Duitsland (1)

Schiedam, 25/05/2013

Duitsland........
Mungkin ada yang bingung apa atau dimana itu Duitsland. Gimana kalo Deutschland? Nah.....kata ini mungkin lebih familiar buat orang Indonesia. Yup.....Duitsland adalah negara Jerman dalam bahasa Belanda. Tetangga sebelah selatan Belanda ini memang menarik untuk dijelajahi. Walaupun kami sudah beberapa kali mengunjungi tetangga di bagian selatan ini tetapi negara ini tetap menarik untuk dikunjungi karena terdiri dari 18 states dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda satu sama lain.

Perjalanan kali ini bertepatan dengan libur sekolah dan long weekend, 27 Mei sampai dengan 30 Mei 2013. Walaupun lagi-lagi aku dan keluargaku kembali melewatkan Koninginedag atau Queen's Day yang merupakan perayaan hari ulang tahun Ratu Beatrix. Koninginedag tahun ini istimewa karena merupakan Koninginedag terakhir karena Ratu Beatrix akan turun tahta dan digantikan Putra Mahkota Pangeran Willem Alexander. Jadi mulai tahun depan perayaan yang sama bukan lagi disebut Koninginedag tapi berganti menjadi Koningdag atau King's Day yang akan diadakan setiap tanggal 27 April. Dimana-mana di seluruh Belanda penuh dengan warna Oranye dan segala pernak pernik yang berhubungan dengan Koninginedag termasuk di setiap sekolah murid-murid melakukan berbagai macam perlombaan seperti balap karung dll.

Tepat jam5.30 kami berangkat menuju meeting point di rest area De Andel di dekat Gouda. Cuaca pagi itu cukup cerah walaupun lumayan sejuk berkisar 7-10 derajat Celcius. Sesuai rencana kami akan konvoi dengan teman sekantorku Saifudin dan keluarganya. Setelah menunggu sekitar 20 menit akhirnya yang ditunggu-tunggu nongol juga. Kami segera berangkat menuju ke kota yang dituju. Kota pertama yang akan kami kunjungi adalah Celle yang berjarak sekitar 450 km dari Schiedam. Celle adalah sebuah kota kecil yang sudah berdiri lebih kurang 1000 tahun dan terkenal dengan timber-framed houses atau rumah-rumah tuanya yang yang rangkanya terbuat dari kayu. http://wikitravel.org/en/Celle. Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam kami sampai di perbatasan Belanda-Jerman. Seperti perbatasan dengan negara Schengen yang lain, petunjuk border antar negara biasanya hanya sebuah rambu berbentuk lingkaran tertulis nama negara dan lingkaran 12 bintang sebagai lambang European Union (EU). 

Tak terasa setelah lebih kurang 5jam di perjalanan kami sampai di kota Celle. Udara musim semi yang sejuk diselingi hujan gerimis menyambut kedatangan kami. Kami parkir di kawasan Alstadt (Oldtown) Celle persis di sebelah French Garden


Setelah beristirahat sejenak di taman kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri kawasan Alstadt Celle yang dipenuhi bangunan kayu yang sudah berdiri ratusan tahun. 

Perjalanan diakhiri dengan kunjungan ke Celle Castle yang dibangun di abad ke-13.


Setelah puas menikmati kota Celle maka kami melanjutkan perjalanan ke Dresden yang berjarak sekitar 370 km dari Celle. Sekitar jam19.00 kami sampai di Dresden dan langsung menuju ke hotel. Setelah melepas penat sejenak di hotel maka kami sepakat untuk menikmati suasana petang dan malam hari di Dresden.

Minggu pagi kami melanjutkan perjalanan ke Bastei yang berjarak sekitar 40 km dari Dresden. Alhamdulillah cuaca lumayan cerah. Bastei terkenal dengan sand stonenya yang menjulang berdiri di lembah dengan kedalaman 50-100m. Ada beberapa jembatan yang menghubungkan satu sand stone dengan sand stone yang lain. Benar-benar menakjubkan pemandangan disini, indah banget.


Jam menunjukkan pukul 2 siang. Kami dan Saifudin&kel sepakat untuk berpisah di Bastei karena mereka akan melanjutkan perjalanannya ke Praha, Republik Ceko sedangkan kami akan langsung menuju Berlin. Masih penasaran dengan Dresden maka kami kembali ke kota Dresden. Cuaca yang cerah memberikan semangat lebih untuk mengexplore segala keindahan arsitektur di kawasan kota tua Dresden. Sesampainya di Dresden kami pun berkeliling menikmati indahnya kota Dresden. Kota Dresden dibelah sungai Danube yang dihubungkan dengan beberapa jembatan. Salah satu yang terkenal adalah Augustus Brucke (Jembatan Augustus) yang telah berusia beberapa ratus tahun. Jembatan ini terletak persis di depan Dresden Dom dan selalu dipenuhi turis yang mengabadikan keindahan kawasan ini.
Foto.......

Kami juga mampir ke Zwinger Palace, sebuah istana yang mempunyai arsitektur yang indah dan lokasinya juga masih di kawasan yang sama dengan Dresden Dom dan Augustus Brucke.

Puas menikmati kota Dresden dan tidak ingin terlalu malam sampai di kota berikutnya maka sebelum sunset sekitar jam19.30 kami meninggalkan Dresden menuju Berlin.....here we come!!






Sunday, May 12, 2013

Ardennes, Belgium

Schiedam, 12/5/2013

Menjelajahi tempat-tempat baru selalu menarik. Minggu lalu setelah mendengarkan cerita seorang teman, aku tertarik untuk mengunjungi kawasan Ardennes. Ardennes adalah kawasan yang meliputi Belgia, Luxembourg dan Perancis. Karena jarak yang tidak terlalu jauh aku dan istriku memutuskan untuk berangkat Sabtu pagi setelah Subuh dan balik ke Schiedam malam harinya. Musim semi di Belanda waktu sholat Subuh sekitar jam3.30 sedangkan waktu Maghrib sekitar jam21.30. Waktu yang cukup panjang untuk menjelajahi Ardennes. Tiga kota tujuan adalah Durbuy, Dinant dan Namur.

Sabtu pagi setelah beres-beres ternyata target berangkat jam6 gagal, duo Asradya masih molor dengan nyenyaknya. Tunggu punya tunggu jam8 pagi dua-duanya baru bangun. Akhirnya jam9.00 kami berangkat, kota tujuan pertama adalah Durbuy yang katanya the smallest city in the world yang berjarak sekitar 270 km dari Schiedam dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Perjalanan dari Schiedam via Hasselt dan Liege ditempuh dengan lancar walaupun hujan turun dengan derasnya. Dari Liege ke Durbuy menyajikan pemandangan alam yang indah, jalan berkelok, kawasan peternakan dan pepohonan yang hijau membuat sejuk mata memandang. Harap-harap cemas dengan cuaca hari itu karena berdasarkan prakiraan cuaca hujan akan turun dari pagi sampai malam hari.


Jam12.00 kita sampai di Parc de Topiares dan cuaca cerah!!! yeay.....duo Asradya tidak sabar untuk segera masuk ke dalam taman. Parc de Topiaires merupakan salah satu tempat yang paling menarik di Durbuy selain kota tuanya. Topiary Park adalah masterpiece hasil karya Albert Navez yang dibuat dari tumbuhan dengan bentuk-bentuk menarik dari mulai bentuk hewan, manusia dll.



Kota Durbuy walaupun kecil tetapi didatangi banyak wisatawan terutama wisatawan lokal yang berkunjung menikmati waktu bersantai bersantap siang dan minum minuman dingin sambil menikmati udara musim semi dan sinar matahari di cafe dan restoran disekitar kota tua Durbuy.



Puas menikmati suasana Durbuy, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Dinant. Dinant berjarak 50 km dari Durbuy. Perjalanan dari Dinant tidak kalah indahnya dengan pemandangan menuju Durbuy. Hujan kembali turun dengan derasnya di sepanjang perjalanan. Waktu sudah menunjukkan jam18.00 ketika kami sampai di Dinant. Cuaca kembali cerah dan matahari menampakkan sinarnya. Jalan yang berkelok-kelok menyusuri alur sungai dengan sinar matahari petang yang hangat merupakan waktu yang tepat untuk mengabadikan kota Dinant. Tebing batu yang terbelah dua dan hanya cukup dilalui satu mobil cukup menakjubkan.


Akhirnya kami pun sampai ke tujuan utama, Dinant Citadel. Walaupun sedikit kecewa karena tidak berhasil naik kereta gantung dari Dinant Citadel yang berada di atas bukit tetapi kekecewaan itu terobati dengan pemandangan yang indah dari seberang sungai.

Selesai motret hujan kembali turun dengan derasnya.

Tidak punya waktu banyak tapi aku tetap memutuskan untuk mampir di Namur. Selain letaknya yang tidak terlalu jauh dari Dinant, hanya sekitar 30 km, rute pulang ke Schiedam juga melewati kota Namur ini. Jam20.30 kami sampai di Namur. Setelah puas berkeliling maka kami pun menuju Namur Citadel yang seperti Dinant Citadel berada di atas sebuah bukit dengan view kota Namur dibawahnya. Jalan menanjak tajam dan berkelok mengingatkan akan kampung halamanku di Sumatera Barat. Ternyata di atas bukit juga ada sebuah istana walaupun kondisinya kurang terawat. Beberapa remaja tanggung asyik nongkrong di depan istana tersebut sambil menikmati suasana senja di Namur.



Jarum jam ditanganku menunjukkan jam21.00. Kami memutuskan untuk pulang ke Schiedam. Hari yang menyenangkan dengan tempat-tempat yang menarik

Sunday, January 13, 2013

Pengajian PPMR - 12 Januari 2013

Schiedam, 13/01/2013

Sabtu kemaren dalam cuaca yang agak mendung dan udara musim dingin yang mulai menusuk tulang, aku dan teman-teman PPMR berkumpul kembali di kediaman Meditya Wasesa (Medit) di Rotterdam. Ada beberapa teman-teman juga yang baru bergabung, mereka baru beberapa bulan melanjutkan studinya di Rotterdam. Pembicara yang hadir memberikan materi adalah Kang Deden Permana, teman baik sekaligus tetanggaku di Schiedam. Beliau merupakan Ketua PIP PKS.

Sholat Zuhur berjamaah segera dilakukan karena waktu sholat telah tiba, Kang Deden bertindak sebagai Imam. Setelah itu pengajian dibuka oleh Ketua PPMR, Ahmad Fuady yang dilanjutkan pembacaan ayat suci Al Qurán oleh Fasha. Setelah itu dilanjutkan materi oleh Kang Deden tentang "Peran Pemuda Dalam Peradaban Dunia". Beliau memaparkan tentang peran penting yang diemban oleh pemuda dalam membentuk dan mengubah peradaban dunia. Dilihat dari sejarah bahwa pemuda selalu berperan aktif dalam perubahan yang terjadi sejak jaman dahulu. Begitu juga dijaman sekarang peran pemuda tetap diharapkan untuk dapat mendorong negara kita ke arah yang lebih baik. Baik itu mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Rotterdam atau yang bekerja mengaplikasikan ilmunya. Kita berharap cendekiawan-cendikiawan muslim yang sekarang menuntut ilmu di luar negeri akan dapat berperan penting berbuat hal yang positif ketika balik ke tanah air. Setelah pemaparan materi ada sesi diskusi dan tanya jawab. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan fikih ditanyakan oleh teman-teman yang hadir seperti kesulitan beribadah di kampus, jadwal kuliah atau ujian yang bentrok dengan jadwal sholat Jumát dll.

Setelah diskusi selesai maka semua yang hadir dipersilahkan menyicipi hidangan yang disediakan tuan rumah. Menu kali ini adalah soto Bandung mmhh....nikmat. Menikmati hidangan khas tanah air dan berkumpul bersama-sama teman di rantau merupakan pengalaman yang menyenangkan.

Indahnya silaturahim.....